REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Militer Suriah mengatakan pada Senin (2/1/2023) bahwa serangan udara Israel mengakibatkan penutupan bandara internasional utama Damaskus. Serangan yang terjadi pada Ahad (1/1/2023) pukul 23.00 waktu setempat telah menewaskan sekurangnya dua tentara Suriah.
"Serangan udara menargetkan Bandara Internasional Damaskus dan sekitarnya yang terjadi sekitar pukul 23.00 pada Ahad," kata militer melalui kantor berita resmi SANA, dikutip Aljazirah, Senin.
"Serangan itu mengakibatkan kematian dua tentara, melukai dua lainnya, beberapa kerugian material dan membuat bandara tidak dapat digunakan," tambah pernyataan itu.
Tidak ada komentar segera dari Israel. Insiden itu menandai kedua kalinya Bandara Internasional Damaskus tidak beroperasi dalam waktu kurang dari setahun. Pada 10 Juni, serangan udara Israel yang menghantam bandara menyebabkan kerusakan infrastruktur dan landasan pacu yang signifikan. Bandara baru dibuka kembali dua pekan kemudian setelah perbaikan.
Israel juga telah menyerang bandara Suriah lainnya, termasuk serangan pada September di bandara internasional di kota Aleppo, pusat komersial terbesar dan pernah menjadi pusat komersial Suriah. Bandara tersebut juga menghentikan operasinya selama berhari-hari.
Israel telah melakukan ratusan serangan terhadap sasaran di dalam bagian Suriah yang dikuasai pemerintah dalam beberapa tahun terakhir, tetapi jarang mengakui atau membahas operasi semacam itu. Meski begitu, Israel telah mengakui menargetkan basis kelompok bersenjata sekutu Iran, seperti Hizbullah Lebanon, yang telah mengirim ribuan pejuang untuk mendukung pasukan Presiden Suriah Bashar Assad.
Serangan terbaru terjadi beberapa hari setelah kepala militer Israel, Mayor Jenderal Oded Basiuk, mempresentasikan prospek operasional tentara untuk tahun 2023. "Kami melihat bahwa tindakan kami di Suriah adalah contoh bagaimana tindakan militer yang terus menerus dan gigih mengarah pada pembentukan dan pengaruh seluruh wilayah,” kata presentasi Basiuk, menurut tweet oleh militer Israel.
"Kami tidak akan menerima Hizbullah 2.0 di Suriah," imbuhnya.