REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV–Seorang Rabi di Israel mengatakan pembicara Knesset (parlemen Israel) yang baru diangkat, Amir Ohana, terinfeksi penyakit karena orientasi seksualitasnya.
Rabi Meir Mazuz, pemimpin Rabi Yahudi Tunisia di Israel, membuat komentar tentang Ohana yang jadi pendukung setia Perdana Menteri baru Benjamin Netanyahu.
Mazuz, yang aktif membuat komentar menentang komunitas LGBTQ+, mengatakan dalam khotbahnya bahwa Parade Kebanggaan tahunan di Israel adalah parade 'binatang buas yang berjalan tegak.'
"Ada saatnya setiap orang akan ditanya: Apakah Anda bagian dari orang-orang dengan kehormatan atau bagian dari orang dengan kehinaan?," katanya dilansir dari The New Arab, Senin (2/1/2023).
"Anda harus menjauhkan diri dari itu. Anda melihat orang-orang berjalan dan membual [tentang] Parade Kebanggaan di Yerusalem. Tutup jendela dan beri tahu anak-anak Anda: 'Ini parade hewan, Anda tidak punya urusan melihatnya. Ini adalah hewan yang berjalan dengan dua kaki. Apa yang bisa kita lakukan terhadap mereka?," tambahnya.
Dia bahkan mengisyaratkan bahwa Ohana bertanggung jawab atas penyerbuan pada 2021 di Gunung Meron Israel yang menewaskan 45 orang Yahudi ultra-Ortodoks. Hal ini karena pembicara saat ini adalah menteri keamanan publik pada saat itu.
Ohana juga pernah menjabat sebagai menteri kehakiman sebelumnya. Dia dan rekannya, Alon Haddad, memiliki dua anak bersama.
Dia menanggapi pernyataan Mazuz pada Ahad, dengan mengatakan dia lebih suka gagal seratus kali dengan cinta tak berbalas Israel daripada melakukannya sekali karena kebencian tak berdasar terhadap Israel.
Baca juga: Nasib Tragis Pendeta Saifuddin Ibrahim Penista Alquran, Jadi Pemulung di Amerika Serikat?
Netanyahu sekarang memimpin pemerintahan yang mencakup partai-partai agama ultra-nasionalis, dan diyakini menjadi kabinet sayap kanan paling keras yang pernah dimiliki Israel.
Banyak anggotanya memiliki sejarah membuat pernyataan rasis terhadap orang Palestina dan Arab.
Beberapa anggota kabinet secara terbuka menentang komunitas LGBTQ+ Israel, tetapi Netanyahu mengatakan pemerintah barunya akan menegakkan hak-hak mereka.
Kabinet baru telah menimbulkan kekhawatiran di antara warga Palestina yang takut akan kekerasan dan penindasan lebih lanjut di bawah pemerintahan baru.