REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. terbang ke China untuk kunjungan tiga hari. Ia mengatakan menantikan pertemuan dengan Presiden Xi Jinping untuk meningkatkan hubungan bilateral.
"Saat saya pergi ke Beijing, saya akan membuka lembaran baru kerja sama komprehensif, strategis dengan China," katanya pada pejabat pemerintah dan diplomat termasuk duta besar China sebelum naik pesawat, Selasa (3/1/2023).
"Saya menantikan pertemuan dengan Presiden Xi saat kami bekerja menuju perubahan lintasan hubungan kami ke arah yang lebih tinggi yang diharapkan membawa sejumlah kemakmuran dan peluang berlimpah bagi perdamaian dan pembangunan rakyat dua negara," tambahnya.
Ia menyinggung daerah sengketa dua negara di Laut China Selatan. Marcos Jr. mengatakan ia menantikan pembicaraan isu politik dan keamanan bilateral maupun regional.
"Isu antara dua negara kami merupakan masalah yang tidak boleh ada antara dua teman seperti Filipina dan China, kami akan mencari solusi pada masalah itu yang menguntungkan kedua belah negara," katanya.
China mengklaim hampir seluruh perairan Laut China Selatan dan mengabaikan putusan pengadilan tribunal tahun 2016 di Den Haag yang menolak klaim Beijing. Filipina yang mengajukan kasus itu ke pengadilan internasional.
Sejak itu China mengembangkan terumbu karang menjadi pulau buatan dengan landasan pesawat dan struktur lainnya. Kini mereka sedang membangun pangkalan militer di sana.