Rabu 04 Jan 2023 15:20 WIB

Terkait Kunjungan ke Al-Aqsa, UAE, Cina Desak pertemuan DK PBB

Al-Aqsa di Yerusalem harus menjadi perhatian dunia.

 Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang menteri Kabinet Israel ultranasionalis, mengunjungi flashpoint Situs suci Yerusalem Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang menteri Kabinet Israel ultranasionalis, mengunjungi flashpoint Situs suci Yerusalem Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Uni Emirat Arab (UAE) dan China pada Selasa (3/1) mendesak Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan setelah menteri keamanan nasional sayap kanan Israel,Itamar Ben-Gvir, mendatangi Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.

Desakan terhadap Dewan Keamanan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) itu mengemuka di tengah peringatan soal kemungkinan kemunculan kekisruhan terkait insiden tersebut.

Bagi kaum Muslim, Masjid Al Aqsa merupakan situs paling suci ketiga di dunia. Kaum Yahudi menyebut situs tersebut sebagaiTemple Mount (Bukit Bait Suci), dan menganggap daerah itu sebagai lokasi dua kuil Yahudi zaman kuno.

Dewan Keamanan PBB diperkirakan akan mengelar sidang pada Kamis (5/1), kata para diplomat.

Kunjungan Ben-Gvir menuai kecaman keras dari seluruh dunia, termasuk dari sekutu dekatnya, Amerika Serikat.

AS menyatakan keprihatinan mendalam atas kejadian tersebut. "Kami sangat prihatin dengan tindakan apa pun yang dilakukan secara sepihak yang berpotensi memperparah ketegangan, karena kami justru ingin melihat keadaan yang sebaliknya terjadi," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.

"Amerika Serikat selalu mendukung pelestarian sejarah status quo sehubungan dengan situs-situs suci di Yerusalem."

Jubir menambahkan bahwa setiap tindakan sepihak yang meremehkan status quo tersebut "tidak dapat diterima".

Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Masjid Al Aqsa berada, selama perang Arab Israel pada 1967.

Israel mencaplok seluruh kota tersebut pada 1980 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement