REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Kuba membuka kembali layanan visa dan konsuler pada Rabu (4/1/2023). Pembukaan ini pertama kali sejak serentetan insiden kesehatan yang tidak dapat dijelaskan di antara staf diplomatik pada 2017.
Kedutaan Besar AS mengonfirmasi pekan ini, bahwa akan mulai memproses visa imigran dengan prioritas ditempatkan pada izin untuk menyatukan kembali warga Kuba dengan keluarga di AS. Sedangkan layanan lainnya seperti lotere visa keragaman.
Pembukaan kembali terjadi di tengah penerbangan migrasi terbesar dari Kuba dalam beberapa dekade. Layanan Kedutaan Besar AS diharapkan memberikan setidaknya 20 ribu visa setahun, meskipun berhadapan dengan migrasi akibat krisis ekonomi dan politik yang semakin intensif di pulau itu.
Pada akhir Desember, otoritas AS melaporkan menghentikan warga Kuba 34.675 kali di sepanjang perbatasan Meksiko pada November. Jumlah ini naik 21 persen dari 28.848 kali pada Oktober.
Bulan ke bulan, jumlah itu secara bertahap meningkat. Data Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menunjukkan, orang Kuba sekarang adalah warga negara terbesar kedua setelah orang Meksiko yang muncul di perbatasan AS.
Pembaruan visa kerja di kedutaan terjadi setelah serangkaian pembicaraan migrasi dan kunjungan pejabat AS ke Havana dalam beberapa bulan terakhir. Momen ini mungkin juga menjadi tanda pencairan yang lambat antara kedua pemerintah.
“Terlibat dalam pembicaraan ini menggarisbawahi komitmen kami untuk melakukan diskusi konstruktif dengan pemerintah Kuba jika perlu untuk memajukan kepentingan AS,” kata Kedutaan Besar AS dalam sebuah pernyataan pada November, setelah kunjungan delegasi AS ke Kuba.
Layanan visa dan konsuler ditutup di pulau itu pada 2017 setelah staf kedutaan terkena serangkaian insiden kesehatan. Dugaan masalah kesehatan ini berkaitan dengan serangan sonik yang sebagian besar masih belum dapat dijelaskan.