Kamis 05 Jan 2023 14:48 WIB

Malaysia: Kunjungan Ben-Gvir Agresi Terhadap Status Quo Al-Aqsa

Kunjungan itu dinilai merupakan agresi terhadap status quo Yerusalem dan Al-Aqsa

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang menteri Kabinet Israel ultranasionalis, mengunjungi flashpoint Situs suci Yerusalem Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang menteri Kabinet Israel ultranasionalis, mengunjungi flashpoint Situs suci Yerusalem Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR – Malaysia mengutuk keras kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa. Selain provokatif, kunjungan itu dinilai merupakan agresi terhadap status quo Yerusalem dan Al-Aqsa.

“Penyerbuan yang diorkestrasi Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan pasukan Israel jelas merupakan provokasi serta agresi terhadap status quo politik Yerusalem dan Al-Haram Al-Sharif,” kata pemerintah Malaysia dalam sebuah pernyataan, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA, Rabu (4/1/2023).

Baca Juga

Malaysia menyerukan komunitas internasional meminta pertanggungjawaban Israel atan tindakan ilegal Ben-Gvir. “Malaysia terus berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Palestina dan menegaskan kembali staus Al-Quds Al-Sharif sebagai tempat suci umat Islam,” katanya.

Negeri Jiran pun menegaskan dukungannya untuk kemerdekaan Palestina dengan garis perbatasan pra-1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Itamar Ben-Gvir mengunjungi kompleks Al-Aqsa pada Selasa (3/1/2023) lalu. Dia dikawal sekelompok polisi Israel. Hal itu seketika memantik kecaman keras, tidak hanya dari Palestina, tapi juga negara-negara Muslim. Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Barat, termasuk Prancis dan Jerman, turut menyuarakan keprihatinan atas perbuatan Ben-Gvir.

Sebelumnya Ben-Gvir telah diperingatkan agar melaksanakan rencananya mengunjungi Al-Aqsa. Kelompok Hamas yang berbasis di Jalur Gaza bahkan mengancamnya. Namun dia tak menggubrisnya. “Jika Hamas berpikir ia dapat menghalangi saya dengan ancaman, mereka harus memahami bahwa waktu telah berubah. Ada pemerintahan di Yerusalem. Temple Mount (istilah yang digunakan Yahudi untuk merujuk Al-Aqsa) terbuka untuk umum,” tulis Ben-Gvir lewat akun Twitter pribadinya.

Mantan perdana menteri terbaru Israel, Yair Lapid, turut menyuarakan penentangan ketika mengetahui rencana Ben-Gvir mengunjungi Al-Aqsa. “Itamar Ben-Gvir tidak boleh naik ke Temple Mount. Ini provokasi yang akan mengarah ke kekerasan yang membahayakan kehidupan manusia dan menjatuhkan korban jiwa,” kata Lapid lewat akun Twitter resminya, Senin (2/1/2023).

Dia pun mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menegur dan mencegah Ben-Gvir melaksanakan rencananya mengunjungi Al-Aqsa. “Ini waktunya dia (Netanyahu) berdiri dan memberitahunya (Ben-Gvir): Anda tidak akan pergi ke Temple Mount karena orang-orang akan tewas,” tulis Lapid.

Itamar Ben-Gvir merupakan tokoh sayap kanan yang dikenal dengan retorika anti-Arab. Sebagian kalangan bahkan menyebutnya sebagai ekstremis. Keputusan Netanyahu menunjuknya menjadi menteri keamanan nasional Israel telah memicu kecemasan di antara masyarakat Palestina. Sebab dengan posisinya sekarang, Ben-Gvir memiliki wewenang besar dalam mengontrol keamanan.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement