Kamis 05 Jan 2023 15:04 WIB

Iran Bebaskan Artis yang Dipenjara Terkait Demo Antipemerintah

Iran telah membebaskan aktris Taraneh Alidoosti dengan jaminan

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Media pemerintah mengatakan, Iran telah membebaskan aktris Taraneh Alidoosti dengan jaminan.  Aktris top Iran tersebut ditahan karena mengkritik tindakan keras terhadap protes anti-pemerintah yang telah mengguncang Republik Islam selama berbulan-bulan.
Foto: AP/Vahid Salemi
Media pemerintah mengatakan, Iran telah membebaskan aktris Taraneh Alidoosti dengan jaminan. Aktris top Iran tersebut ditahan karena mengkritik tindakan keras terhadap protes anti-pemerintah yang telah mengguncang Republik Islam selama berbulan-bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Media pemerintah mengatakan, Iran telah membebaskan aktris Taraneh Alidoosti dengan jaminan, pada Rabu (4/1/2023) waktu setempat. Laporan ini muncul beberapa minggu setelah aktris top Iran tersebut ditahan karena mengkritik tindakan keras terhadap protes anti-pemerintah yang telah mengguncang Republik Islam selama berbulan-bulan.

"Alidoosti, yang ditangkap pada 17 Desember, dibebaskan hari ini dengan jaminan," lapor kantor berita semi-resmi IRNA mengutip pengacara Alidoosti. Namun pernyataan tersebut tidak memberikan rincian mendetail lainnya.

Fotonya kemudian terlihat di depan penjara Evin yang terkenal di Teheran. Foto tersebut dibagikan secara luas di media sosial.

Terkenal karena perannya dalam film "The Salesman," artis pro-reformasi Alidoosti mendukung protes massa, termasuk dengan memposting fotonya di Instagram pada November tanpa jilbab. Di foto unggahannya tersebut, ia juga memegang sebuah tanda bertuliskan "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan" dalam bahasa Kurdi. Slogan tersebut menjadi sangat populer dalam protes massa.

Protes massa di Iran dipicu oleh kematian seorang wanita muda Kurdi saat berada dalam tahanan polisi moralitas, Mahsa Amini. Protes telah menjadi salah satu tantangan legitimasi terbesar bagi Republik Islam yang dikuasai Muslim Syiah sejak revolusi 1979.

Sejak kematian Amini, pengunjuk rasa dari semua lapisan masyarakat turun ke jalan, menyerukan kejatuhan penguasa ulama negara. Para wanita melepas dan membakar jilbab mereka dengan marah di seluruh negeri.

Puluhan artis wanita Iran telah memposting foto diri mereka tanpa jilbab dalam solidaritas dengan demonstrasi di mana wanita telah memainkan peran utama. Menghadapi krisis legitimasi terburuk mereka dalam empat dekade terakhir, penguasa ulama Iran menuduh koalisi “anarkis, teroris, dan musuh asing” mendalangi protes.

Republik Islam sejauh ini telah mengeksekusi dua orang yang terlibat dalam protes massal. Kelompok Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Norwegia mengatakan bahwa setidaknya 100 pengunjuk rasa yang ditahan menghadapi kemungkinan hukuman mati.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement