REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengutuk keras serangan Rusia di Ukraina yang dilakukan belum lama ini. Ia meminta negara-negara Eropa untuk tidak menyerah dalam mendukung Kiev.
Baerbock mengatakan, serangan udara sistematis yang dilancarkan Rusia terhadap fasilitas pasokan listrik, air, dan pemanas di Ukraina bertujuan menghilangkan mata pencaharian warga Ukraina. Karena itu, dia menegaskan kembali dukungan kuat Jerman bagi Ukraina dalam melawan Rusia.
"Ini serangan terhadap kemanusiaan. Seseorang tidak boleh membiarkan keraguan sekecil apa pun tentang dukungan teguh kita," tutur Baerbock, seperti dilaporkan kantor berita Jerman, DPA, dikutip Kamis (5/1/2023).
Ia mengeluarkan pernyataan itu dalam konferensi pers bersama dengan Menlu Portugis Joao Gomes Cravinho di Lisabon, Portugal, pada Rabu (4/1/2023). Lebih lanjut, dia mendorong sesama negara Eropa untuk mempertahankan persatuan dalam mendukung Ukraina.
Dia mengingatkan, Presiden Rusia Vladimir Putinakan makin terdorong melancarkan aksinya di Ukraina jika dukungan bagi Ukraina terlihat memudar. "Kita harus mempertahankan persatuan Eropa ini, yang membuat kita begitu kuat tahun lalu, di tahun baru ini, dan memperluasnya lebih jauh," kata Baerbock.
Dia mengajak negara-negara Eropa mendukung Ukraina dengan lebih baik dan bersama-sama melindungi rakyat serta infrastruktur sipil Ukraina, jika ingin perang "berakhir dengan kemenangan bagi Ukraina". Ketika ditanya apakah akan ada dukungan baru untuk pengiriman tank tempur modern Leopard 2 Jerman atau kendaraan tempur infanteri Jerman Marder, Baerbock menjawab bahwa pemberian bantuan senjata itu masih ditinjau lebih lanjut.
Kanselir Jerman Olaf Scholz sejauh ini menolak memasok tank tempur Leopard 2 dengan alasan tidak ada negara NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) lain yang menyediakan tank semacam itu. Dengan menggabungkan bantuan keuangan, bantuan kemanusiaan, dan pengiriman senjata, pemerintah Jerman telah mengirimkan 5,45 miliar euro (sekitar Rp 90 triliun) langsung ke Ukraina tahun lalu.
Jerman juga telah menyalurkan tambahan bantuan sebesar 7,15 miliar euro (sekitar Rp 118,1 triliun) untuk menyokong pendanaan prakarsa Uni Eropa untuk Ukraina.