REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan pada Kamis (5/1/2023), Israel menunda masuknya beberapa mesin X-ray yang diperlukan untuk merawat pasien di wilayah Palestina itu. Permintaan dalam 14 bulan terakhir untuk delapan jenis mesin X-ray dan suku cadang untuk memperbaiki peralatan yang ada telah ditolak atau ditunda.
Direktur Kementerian Kesehatan Medhat Abbas mengatakan, peralatan itu didanai oleh bantuan internasional dan lembaga medis atas nama rumah sakit di Gaza. "Menahan masuknya peralatan itu menyebabkan keterlambatan dalam memberikan pelayanan medis kepada ribuan pasien," katanya.
Israel mengatakan, terdapat khawatir tentang kelompok militan yang menguasai mesin semacam itu untuk tujuan militer. Badan penghubung COGAT yang dikelola militer Israel menuduh Hamas dan kelompok militan lainnya secara sistematis mengambil keuntungan dari pengiriman peralatan dan barang kemanusiaan dan sipil untuk tujuan teroris.
Permintaan untuk peralatan semacam itu, menurut COGAT, diperiksa berdasarkan kasus per kasus. Abbas mengatakan, pernyataan Israel tentang peralatan medis yang memiliki kegunaan ganda adalah bohong.
Nalat Zeino berusia 51 tahun mengatakan di rumah sakit Shifa Gaza City, dia telah menunggu 45 hari untuk menjalani rontgen ginjalnya. Dokter menyalahkan keterlambatan pada pembatasan peralatan.
"Seolah-olah rasa sakit yang saya rasakan tidak cukup, menunggu adalah bentuk lain dari siksaan," kata ibu empat anak itu kepada Reuters.
Hamas dianggap sebagai kelompok teroris oleh Israel dan sebagian besar negara Barat. Kelompok ini menguasai Gaza pada 2006, setahun setelah Israel menarik tentara dan pemukim.
Blokade diberlakukan oleh Israel dan Mesir sehingga membatasi jumlah barang yang masuk dan keluar. Tindakan itu telah melumpuhkan ekonomi Gaza dan sistem perawatan kesehatan, yang menderita kekurangan tempat tidur rumah sakit dan peralatan medis yang kronis.