REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pangeran Harry mengungkapkan dalam buku memoar Spare, bahwa ia membunuh 25 orang sebagai pilot helikopter Apache selama tur keduanya di Afghanistan. Isi tersebut tersebar usai versi bahasa Spanyol buku tersebut secara tidak sengaja dijual di Spanyol.
Duke of Sussex yang telah mengundurkan diri dari tugas kerajaan terbang selama perang di Afghanistan dan misinya menghasilkan pengambilan nyawa manusia. Dia mengatakan, tidak bangga atau malu dengan pembunuhan tersebut karena dia menggambarkan mereka yang terbunuh sebagai 'penjahat' yang mencoba membunuh 'orang baik'.
Menurut The Telegraph yang mengatakan memperoleh salinan Spare dalam bahasa Spanyol, Pangeran Harry tidak menganggap 25 orang yang terbunuh sebagai "orang" tetapi sebagai "bidak catur" yang telah diambil dari papan. Ribuan milisi yang terkait dengan Taliban dan AlQaidah tewas dalam perang di Afghanistan bersama ribuan warga sipil.
Pangeran Harry bertugas di tentara Inggris selama 10 tahun, naik pangkat kapten dan melakukan dua tur ke Afghanistan. Pada Februari 2008, Kementerian Pertahanan Inggris mengonfirmasi bahwa Pangeran Harry telah bertugas dengan tentara di Helmand, Afghanistan selama lebih dari dua bulan.
"Pangeran Harry sangat bangga melayani negaranya dalam operasi bersama rekan-rekan prajuritnya dan melakukan pekerjaan yang telah dilatih untuknya," kata pernyataan dari Clarence House saat itu.
Pangeran juga dilaporkan mengklaim dalam otobiografinya bahwa saudara laki-lakinya Pangeran William dan istrinya Putri Kate mendorongnya untuk berpakaian seperti tentara Nazi dengan ban lengan swastika. Insiden ini mengejutkan Inggris pada tahun 2005.
Suami Meghan Markle menggambarkan peristiwa itu sebagai salah satu kesalahan terbesar dalam hidupnya. Sedangkan, Harry menggambarkan, William dan Kate tertawa terbahak-bahak ketika mereka melihatnya dalam kostum tersebut.