Ahad 08 Jan 2023 11:27 WIB

Pesawat Boeing 737 Rusia Mendarat Darurat di Moskow

Laporan TASS tidak mengidentifikasi maskapai pesawat yang mendarat darurat.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Kantor berita TASS melaporkan pesawat Boeing 737 yang dioperasikan maskapai Rusia melakukan pendaratan darurat dalam penerbangan domestik, Sabtu (7/1/2023) waktu setempat.
Foto: AP/Pavel Golovkin
Kantor berita TASS melaporkan pesawat Boeing 737 yang dioperasikan maskapai Rusia melakukan pendaratan darurat dalam penerbangan domestik, Sabtu (7/1/2023) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kantor berita TASS melaporkan, pesawat Boeing 737 yang dioperasikan maskapai Rusia melakukan pendaratan darurat dalam penerbangan domestik, Sabtu (7/1/2023) waktu setempat. Pesawat itu mendarat dengan aman di Bandara Sheremetyevo.

Pesawat yang terbang dengan ketinggian lebih dari 10 ribu meter itu mengirimkan sinyal darurat saat terbang dari Kota Murmansk di Artik menuju Moskow, dalam penerbangan sekitar 1.500 kilometer.

Baca Juga

Dalam laporannya TASS tidak memberikan detail lebih banyak dan tidak mengidentifikasi maskapainya. Maskapai swasta terbesar dan maskapai terbesar kedua Rusia, S7 menawarkan penerbangan antara kedua kota.  

Pada hari yang sama asosiasi yang mewakili 15 ribu pilot Amerika Serikat, Allied Pilots Association (APA) mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai protokol kokpit yang baru. Menurut mereka protokol itu diberlakukan tanpa pelatihan yang cukup.

Pekan lalu Selasa (3/1/2023) maskapai AS memberlakukan prosedur baru dalam komunikasi di kokpit selama peristiwa kritis. Seperti jarak pandang yang pendek selama pendaratan.

"Manajemen mencoba menerapkan perubahan operasional yang mengubah bagaimana pilot berkomunikasi, berkoordinasi, dan menjalankan penerbangan yang aman di saat-saat paling mengancam dalam penerbangan tanpa pelatihan yang menyeluruh," kata APA.

APA mengatakan, perubahan itu diumumkan melalui buletin asosiasi. "Mencoba melatih dengan buletin, sambil mengabaikan perhatian keselamatan serius dan praktik terbaik yang mapan, berisiko mengikis margin keselamatan secara dramatis," tambah asosiasi itu.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement