REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Buku memoar Pangeran Harry Spare tidak sengaja terjual beberapa hari lebih cepat dari yang seharusnya. Mulai Ahad (8/1/2023) ia akan melakukan serangkaian wawancara televisi yang diprediksi memicu konflik yang lebih keras dengan keluarga Kerajaan Inggris.
Buku Spare sudah terjual hari Kamis (5/1/2023) di Spanyol, lima hari dari jadwal resminya. Buku itu menceritakan detail kehidupan Harry mulai dari bagaimana ia kehilangan keperjakaannya dan menggunakan narkoba tapi juga membahas masalah keluarga Kerajaan Inggris.
Dalam buku tersebut, Harry bercerita bagaimana kakaknya Pangeran William menjatuhkannya dalam sebuah perkelahian. Ia juga menceritakan kedua bersaudara itu memohon ayah mereka, Raja Charles untuk tidak menikahi istri keduanya, Camilla yang kini permaisuri.
Pengamat mengatakan skandal ini akan membawa Kerajaan Inggris ke krisis terbesarnya setelah perceraian Charles dengan Putri Diana, ibu William dan Harry pada 1990-an. Selain itu Spare rilis empat bulan setelah Ratu Elizabeth II wafat.
"Jadi saat Charles mencoba menetapkan dirinya sebagai raja baru dan kini Harry melempar granat tangan dan semuanya datang menghantam sekelilingnya," kata penulis biografi Keluarga Kerajaan Inggris Tina Brown, Ahad (8/1/2023).
Sejak Harry dan istrinya Meghan melepaskan tugas Kerajaan dan pindah ke Kalifornia pada 2020, mereka mengkritik perlakuan keluarga kerajaan dan institusi Istana Inggris.
Mulai dari wawancara dengan Oprah Winfrey pada 2021 dan dokumenter enam episode di Netflix bulan lalu dan kini buku Harry, pasangan itu mengirimkan satu pesan yang sama: keluarga kerajaan dan pembantu mereka tidak hanya gagal melindungi mereka dari media Inggris yang rasis tapi juga aktif membocorkan cerita buruk tentang mereka.
Sejauh ini, Buckingham Palace tidak memberikan komentar tentang buku ini. Media Inggris pro-Monarki memuji langkah Kerajaan sebagai sikap yang bermartabat.