REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) setuju bermitra dengan Kantor Penerbangan Sipil Korea (KOCA) dalam pengembangan dan operasi pesawat Mobilitas Udara Tingkat Lanjut di masa depan. Kedua negara menandatangani deklarasi agar berkolaborasi dan berbagi informasi tentang proyek mobilitas udara tingkat lanjut dan bekerja sama dalam mempromosikan pengawasan keselamatan proyek mobilitas udara tingkat lanjut.
"Berkolaborasi dengan mitra internasional kami dalam mengintegrasikan teknologi baru ini dengan aman akan menciptakan opsi transportas lebih efisien, berkelanjutan, dan adil," kata Penjabat Administrator FAA Billy Nolen seperti dilansir Reuters, Ahad (8/1/2023).
Pengumuman tersebut muncul ketika perusahaan di seluruh dunia berlomba mengembangkan. Lalu akhirnya memenangkan persetujuan peraturan agar menggunakan taksi udara ketinggian rendah yang dikenal sebagai pesawat lepas landas dan mendarat vertikal listrik (eVTOL). FAA sebelumnya mengumumkan kemitraan serupa dengan Jepang, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru dalam Jaringan Otoritas Penerbangan Nasional.
Itu untuk menyelaraskan rencana sertifikasi dan integrasi bagi proyek mobilitas udara tingkat lanjut. Maskapai penerbangan dan lainnya sedang mempertimbangkan mengembangkan layanan transportasi menggunakan pesawat bertenaga baterai yang dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal untuk mengangkut pelancong ke bandara atau dalam perjalanan singkat antar kota, yang memungkinkan mereka mengalahkan lalu lintas.
Bulan lalu, FAA mengeluarkan kriteria kelaikan udara yang harus dipenuhi oleh Archer Aviation agar taksi udara M001-nya dapat disertifikasi digunakan. FAA merilis kriteria komentar publik eVTOL Archer, setelah membuat pengumuman serupa pada bulan November untuk Model JAS4-1 eVTOL Joby Aviation.