Rabu 11 Jan 2023 21:35 WIB

Indonesia akan Bantu Penyelesaian Masalah Myanmar

Indonesia akan berupaya membantu menyelesaikan masalah Myanmar

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah imigran etnis Rohingya terdampar di pantai desa Kampung Baru, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh, Besar, Aceh, Ahad (8/1/2023). Sebanyak 184 imigran etnis Rohingya terdiri dari sebanyak 69 laki laki dewasa, 75 perempuan dewasa, dan 40 anak anak terdampar di pantai Kabupaten Aceh Besar. ANTARA FOTO/Ampelsa/YU
Foto: ANTARA FOTO
Sejumlah imigran etnis Rohingya terdampar di pantai desa Kampung Baru, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh, Besar, Aceh, Ahad (8/1/2023). Sebanyak 184 imigran etnis Rohingya terdiri dari sebanyak 69 laki laki dewasa, 75 perempuan dewasa, dan 40 anak anak terdampar di pantai Kabupaten Aceh Besar. ANTARA FOTO/Ampelsa/YU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengangkat masalah Myanmar ketika menyampaikan Pernyataan Pers Tahunan Menlu 2023, Rabu (11/1/2023). Selama setahun belakangan isu ini tidak mengalami kemajuan yang berarti.

Pada keketuaan Indonesia tahun ini, Retno akan memimpin kantor untuk utusan khusus Myanmar pada keketuan Indonesia di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Indonesia akan berupaya membantu menyelesaikan masalah Myanmar keluar dari krisis politiknya.

"Sebagai ketua dan sesuai amanah Lima Poin Konsensus (5PC), Indonesia akan berupaya semaksimal mungkin membantu Myanmar keluar dari krisis politik," ujar Retno.

Retno menjelaskan langkah Indonesia akan selalu berdasar prinsip dan nilai fundamental ASEAN. Nilai-nilai itu seperti menghormati supremasi hukum, pemerintahan yang baik, berdasar prinsip demokrasi dan pemerintahan konstitusional.

Indonesia juga akan melakukan komunikasi erat dengan semua pemangku kepentingan di Myanmar. "Hanya melalui engagement dengan semua stakeholders, maka mandat 5PC mengenai fasilitasi bagi terciptanya dialog nasional dapat dilakukan dan kolaborasi dengan Utusan Khusus Sekjen PBB juga akan terus dilakukan," jelas Retno.

Retno berupaya meminta agar akses kepada semua pemangku kepentingan diberikan untuk Sekjen ASEAN dan AHA Centre. Hal ini tidak lain agar mereka dapat melanjutkan misi bantuan kemanusiaan. Keketuaan Indonesia juga akan memastikan bahwa pembangunan komunitas ASEAN akan tetap menjadi fokus utama.

"Isu Myanmar tidak akan dibiarkan menyandera proses penguatan pembangunan komunitas ASEAN," kata Retno.

Sementara itu, Juru Bicara Kemenlu RI Teuku Faizasyah menegaskan bahwa isu Myanmar bukan satu-satunya isu yang diprioritaskan Indonesia di keketuaan ASEAN tahun ini. Menurutnya, Myanmar bukan satu-satunya isu dalam kerangka regional ASEAN.

"Isu ini bukan isu mudah, kita tak ingin kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun ini tidak hanya dilihat dari perkembangan masalah Myanmar. Jangan mengukir keberhasilan hanya dr satu isu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement