Jumat 13 Jan 2023 01:35 WIB

AS, Jepang, dan Korsel Tingkatkan Kerja Sama Lawan Korut

AS, Jepang, Korsel bertekad memperkuat kerja sama trilateral melawan provokasi Korut

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Howitzer self-propelled tentara Korea Selatan K-55 mengambil posisi di Paju, Korea Selatan, dekat perbatasan dengan Korea Utara, Rabu, 11 Januari 2023. Lonjakan uji coba rudal Korea Utara, meningkatnya ambisi nuklir, dan tindakan provokatif lainnya menimbulkan ancaman
Foto: APAP Photo/Ahn Young-joon
Howitzer self-propelled tentara Korea Selatan K-55 mengambil posisi di Paju, Korea Selatan, dekat perbatasan dengan Korea Utara, Rabu, 11 Januari 2023. Lonjakan uji coba rudal Korea Utara, meningkatnya ambisi nuklir, dan tindakan provokatif lainnya menimbulkan ancaman

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dengan Jepang dan Korea Selatan (Korsel) bertekad memperkuat kerja sama trilateral melawan provokasi Korea Utara (Korut). Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi dan Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada di Washington, Rabu (11/1/2023) waktu setempat.

"Menghadapi peluncuran rudal DPRK yang melanggar hukum dan sembrono, termasuk peluncuran rudal balistik jarak jauh di atas Jepang pada Oktober, kami memperdalam kerja sama trilateral kami dengan Republik Korea (Korsel) untuk mencegah dan, jika perlu, bertahan melawan agresi,” ujar Blinken seperti dikutip kantor berita Yonhap News Agency, Kamis (12/1/2023).

Sepanjang 2022, Korut menembakkan sekitar 70 rudal balistik termasuk delapan rudal balistik antarbenua. Uji senjata Korut tahun lalu jauh melebihi rekor tahunan sebelumnya yaitu 25.

Hayashi mengatakan keempat menteri mengutuk keras peluncuran rudal Korut. Jepang dan AS jua menegaskan kembali komitmen teguh adalah denuklirisasi penuh Korut berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Dengan posisi kami yang selaras, kami sepakat untuk terus bekerja sama secara erat dalam menanggapi masalah Korut, termasuk mengejar penyelesaian segera dari masalah kecanduan," kata  Hayashi mengacu pada masalah warga negara Jepang yang diyakini diculik oleh Korut beberapa dekade yang lalu.

Pertemuan Two Plus Two Menhan dan Menlu Jepang dan AS terjadi setelah Tokyo mengumumkan rencananya untuk menggandakan pembelanjaan pertahanan nasionalnya menjadi dua persen dari produk domestik bruto. Rencana ini diyakini selama lima tahun ke depan dalam strategi keamanan nasional terbaru dan strategi pertahanan nasional yang dirilis akhir tahun lalu.

"Strategi baru ini memperjelas komitmen Jepang untuk berinvestasi dalam meningkatkan kemampuannya, untuk mengambil peran baru, dan mendorong kerja sama pertahanan yang lebih erat dengan AS dan mitra bersama kami,” kata Blinken tentang strategi nasional baru Jepang.

Sementara itu, Austin mengatakan AS sangat mendukung rencana Jepang untuk memperoleh kemampuan serangan balik. "Kami juga membahas pembaruan peran dan misi aliansi kami, sehingga Jepang dapat lebih aktif berkontribusi pada keamanan regional bersama AS dan mitra lain yang berpikiran sama,” kata kepala pertahanan AS dalam konferensi pers bersama para menteri tersebut.

Austin juga menegaskan kembali komitmen AS untuk memberikan penangkalan yang lebih luas. "Saya ingin menegaskan kembali komitmen kuat Amerika Serikat untuk membela Jepang dengan berbagai kemampuan, termasuk nuklir," imbuhnya.

Keempat menteri mengadakan pertemuan Komite Konsultatif Keamanan tahunan di Washington pada Rabu. Pertemuan para menteri ini merupakan rangkaian pertemuan pendahuluan dari pertemuan puncak bilateral yang akan diadakan di Washington antara Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Jumat (13/1/2023).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement