REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Organisasi Kerja sama Islam (OKI) berencana mengutus delegasi ke Afghanistan, untuk membicarakan hak-hak perempuan atas pendidikan dan pekerjaan dengan pemerintah pimpinan Taliban. Menyusul pertemuan luar biasa yang digagas oleh Turki, organisasi yang berbasis di Jeddah itu menyuarakan keprihatinan mereka terhadap pembatasan, yang diberlakukan pemerintah Taliban bagi perempuan Afghanistan.
"Kami berupaya untuk mengirim tim kedua Ulama ke Afganistan guna melanjutkan dialog tentang keputusan (Taliban), untuk perampasan hak-hak perempuan Afghanistan atas pendidikan dan pekerjaan," kata Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha saat pertemuan tersebut seperti dilansir Anadolu, Kamis (12/1/2023).
Sekjen OKI juga mengatakan, dialog tersebut akan berfokus membahas langkah-langkah Taliban yang menghapus hak dasar anak perempuan dan perempuan Afghanistan atas pendidikan, pekerjaan, dan keadilan sosial. "Hak-hak ini merupakan prioritas utama bagi dunia Islam," katanya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengelar pertemuan dengan paramitranya dari negara-negara Muslim mengenai perkembangan terkini Afghanistan.
Pada Desember 2022, pemerintah sementara Taliban melarang anak perempuan berkuliah dan bekerja di organisasi kemanusiaan dalam dan luar negeri, serta melarang mereka terjun ke dunia politik.