REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Tersangka serangan menggunakan pisau di stasiun kereta Paris yang menyebabkan enam orang terluka adalah seorang pemuda Afrika yang akan diusir dari negara itu, lapor media lokal.
Tersangka yang membawa pisau menyerang beberapa orang pada Rabu (11/1/2023) di stasiun kereta Gare du Nord, termasuk seorang petugas polisi, kata Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin beberapa jam kemudian.
Dia menambahkan bahwa dua petugas polisi melepaskan tiga tembakan dan berhasil melumpuhkan tersangka, yang kini kondisinya "di antara hidup dan mati di rumah sakit."
Pria itu mungkin berusia dua puluhan, lahir di Libya atau Aljazair, kata jaksa Paris Laure Beccuau dalam sebuah pernyataan, menurut media lokal.
Dia ditembak dua kali di dada dan sekali di lengan, ungkap Beccuau, sambil menambahkan bahwa dia belum diwawancarai oleh polisi karena kondisi kesehatannya.
Menurut sumber polisi yang dikutip oleh harian Prancis La Croix, tersangka lahir pada tahun 2000 dan tiba di Prancis tiga tahun lalu, diketahui polisi karena pelanggaran ringan.
Tersangka diputuskan untuk harus meninggalkan Prancis, yang mengharuskan orang asing meninggalkan negara itu dalam waktu 30 hari.
Gare du Nord, tempat serangan itu terjadi, bukan hanya stasiun kereta api tersibuk di Paris, tetapi juga di Eropa, yang melayani lebih dari 292 juta penumpang pada tahun 2021, menurut data SNCF.