Ahad 15 Jan 2023 19:15 WIB

Makna Logo Keketuaan Indonesia untuk ASEAN

Logo ini menggambarkan langit, gunung, laut, dan bumi serta burung Maleo

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Logo keketuaan Indonesia di ASEAN. Logo ini menggambarkan langit, gunung, laut, dan bumi serta burung Maleo sebagai salah satu kekayaan fauna Indonesia
Foto: Asean
Logo keketuaan Indonesia di ASEAN. Logo ini menggambarkan langit, gunung, laut, dan bumi serta burung Maleo sebagai salah satu kekayaan fauna Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia telah memulai masa keketuaan ASEAN pada 1 Januari. Periode keketuaan Indonesia berlangsung hingga 31 Desember 2023. Indonesia mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.

Indonesia telah mendesain logo untuk keketuaannya di ASEAN. Logo tersebut berbentuk bola dengan dominasi warna merah dan putih. “Logo ini menggambarkan langit, gunung, laut, dan bumi serta burung Maleo sebagai salah satu kekayaan fauna Indonesia,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pengarahan pers mengenai serah terima keketuaan ASEAN dari Kamboja ke Indonesia pada 23 November 2022 lalu, dikutip laman resmi Kementerian Luar Negeri.

Retno menjelaskan, lambang langit merupakan visualisasi dari merangkul dan mengayomi. Sementara gunung dan bumi merupakan representasi dari kekokohan serta kestabilan.

“Gunung juga disimbolkan sebagai arah pertumbuhan yang optimistis. Bentukan gunung bersifat layaknya sedang bertumbuh mengarah ke atas. Sebagai representasi arah, visualisasi tersebut memiliki arti membawa keseluruhan ASEAN bertumbuh ke arah yang lebih baik,” ucap Retno.

Sementara itu, lautan, ujar Retno, secara konseptual merupakan penghubung dan pemersatu setiap pulai antar negara dalam kawasan. “Simbolisasi fauna dengan profil burung Maleo merupakan representasi kekayaan hayati nusantara, karena Maleo merupakan khas endemik Sulawesi,” katanya.

Menurut dia, keseluruhan simbolisasi dari logo keketuaan Indonesia untuk ASEAN sangat dinamis. “Responsif dan adaptif merespons segala perubahan yang terjadi secara internal (ASEAN) maupun eksternal,” ujar Retno.

Indonesia menduduki kursi keketuaan ASEAN saat situasi global masih menantang, baik dari sisi geopolitik maupun ekonomi. Rivalitas masih kental dan tajam. Retno berharap hal itu dapat dikelola sehingga tak memicu konflik terbuka.

Terkait perekonomian global, Retno mengatakan, jika negara dunia tidak segera memperkuat kerja sama, terutama mengatasi krisis pangan dan energi, maka situasi dunia setahun ke depan semakin suram. Dia mengungkapkan, meski turut terdampak krisis keuangan, Asia Tenggara memiliki kinerja ekonomi cukup kuat. Hal itu dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi ASEAN yang hampir selalu berada di atas rata-rata pertumbuhan dunia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement