REPUBLIKA.CO.ID, JENIN - Pasukan Israel membunuh dua pria bersenjata Palestina di Tepi Barat yang diduduki pada Sabtu (14/1/2023). Saksi mata mengatakan, terjadi bentrokan skala kecil yang dipicu awalnya oleh serangan tentara Israel di dekat kota seperti Jenin.
"Pasukan Israel bentrok dengan pria bersenjata Palestina sebelum fajar yang melukai satu orang, kemudian pria bersenjata lainnya pergi bersamanya dengan mobil, dan setelah menurunkannya bersama penduduk setempat, mereka dikejar oleh pasukan Israel hingga ditembak," kata para saksi seperti dikutip kantor berita Reuters, Ahad (15/1/2023).
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan, personil pasukan Israel melepaskan tembakan ke mobil setelah ditembak, dan tidak ada korban dari pihak Israel. Ada noda darah di dalam kendaraan yang menabrak dinding selama insiden itu.
Kelompok militan Jihad Islam Palestina mengeklaim dua orang tewas tersebut adalah anggotanya. Salah satu yang tewas juga diklaim sebagai Brigade Martir Al Aqsa, sebuah cabang bersenjata dari faksi Fatah Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Ratusan orang kemudian dilaporkan mengadakan upacara pemakaman. Mereka berbaris di pemakaman kedua pria di kota Jaba barat daya Jenin, termasuk beberapa pria bersenjata yang menembakkan senapan ke udara dan mengancam balas dendam.
Seorang pria bersenjata Jihad Islam yang terluka dalam baku tembak dengan tentara Israel awal Januari, juga diumumkan tewas pada Sabtu. "Kami sangat berduka tapi kami akan membalas dua kali lebih keras," kata seorang pria bersenjata Jihad Islam bertopeng saat pemakaman di Jaba'.
Dalam dua minggu pertama tahun 2023, 11 warga Palestina tewas dalam penggerebekan, termasuk tiga remaja. Tidak ada tentara Israel yang tewas dalam operasi tersebut. Seorang warga Palestina yang menikam seorang pemukim Yahudi di Tepi Barat ditembak mati pekan lalu.
Jenin dan daerah-daerah sekitarnya telah menghadapi penyisiran militer yang intensif menyusul rentetan serangan jalanan di kota-kota Israel tahun lalu. Kekerasan semakin mengaburkan prospek dimulainya kembali pembicaraan damai yang disponsori AS yang terhenti pada 2014.