Senin 16 Jan 2023 10:10 WIB

Bersama Cucu Nelson Mandela, Ribuan Orang Gemakan Palestina Merdeka

Cucu Mandela mengingatkan, kemerdekaan yang diraih tak lengkap tanpa Palestina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Erdy Nasrul
Kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem Palestina.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Meski Israel terus menekan Palestina dengan dalih penegakkan hukum dan ketertiban yang menelan banyak korban jiwa, selalu ada dukungan untuk Palestina. Kali ini, dukungan itu digelorakan oleh cucu pembesar Afrika Selatan Nelson Mandela bernama Zwelivelile Mandlesizwe Dalibhunga Mandela.

Berdiri di tengah kemegahan stadion utama di Algeria, dia berpidato, bahwa kakeknya dulu pernah mengatakan hal strategis terkait dengan Palestina. “Kemerdekaan kita belumlah sempurna tanpa kemerdekaan Palestina. Karena itu kita bersama – sama berdiri di sini, berjuang untuk Palestina,” kata tokoh politik tersebut pada Jumat (13/1/2023). 

Tampak ribuan warga memadati stadion itu dari balkon paling depan hingga belakang yang ada di bagian atas. Gemerlap cahaya di malam hari menyinari mereka yang bersorak mendukung pendapat Zwelivelile. 

Tampak sebagian hadirin mengibarkan bendera Palestina, tanda memberikan dukungan dan membesarkan hati warga Palestina yang setiap hari dizalimi Israel.

“Dari sungai hingga lautan, mari kita suarakan, Palestina merdeka…merdeka,” soraknya disambut gemuruh ribuan suara dukungan para hadirin.

Pidato itu dia sampaikan dalam pembukaan kejuaraan olahraga Afrika Selatan atau African Nations Championship (CHAN).

Sebelumnya, Sebanyak 292 pemukim ekstremis Israel menggeruduk kompleks Masjid Al-Aqsha, Ahad (15/1/2023). Aksi penggerudukan itu mendapat pengawalan dari personel kepolisian Israel.

"Menurut Wakaf Islam, para pemukim, termasuk mahasiswa Yahudi, menggeruduk situs suci Islam (Al-Aqsha) melalui Dung Gate (Bab al-Maghariba) dan melakukan ritual Talmud di kompleksnya,” demikian bunyi laporan kantor berita Palestina, WAFA.

Wakaf Islam adalah lembaga yang bertugas menjaga dan mengelola kompleks Al-Aqsha. Ia telah berulang kali menggambarkan kehadiran para pemukim Israel di kompleks Al-Aqsha sebagai hal provokatif. Menurutnya, jamaah Muslim di yang beribadah di situs tersebut pun merasa terganggu dengan kehadiran para pemukim.

Saat berpidato sebelum pelaksanaan sholat Jumat (13/1/2023) pekan lalu, mantan mufti agung Yerusalem Sheikh Ekrema Sabri memperingatkan tentang bahaya yang sedang dihadapi Al-Aqsha. Hal itu menyusul serangan atau penggerudukan berulang yang dilakukan para pemukim Israel dengan dukungan pemerintah mereka.

“Skema Yudaisasi (Al-Aqsha) yang direncanakan sebelumnya sedang dilaksanakan selangkah demi selangkah dan tahap demi tahap,” kata Sheikh Ekrema seraya menyerukan umat Islam untuk menyadari bahaya tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement