REPUBLIKA.CO.ID, BLOOMINGTON -- Seorang wanita berusia 56 tahun didakwa, setelah memukuli dan menikam seorang mahasiswa Universitas Indiana berusia 18 tahun di dalam bus. Motif serangan ini terkait rasisme karena korban merupakan keturunan Asia.
Korban berhasil selamat tetapi harus menjalani perawatan serius karena luka tusukan di kepalanya. Korban mengatakan kepada penyelidik, dia sedang berdiri dan menunggu pintu keluar di dalam bus Bloomington Transit pada Rabu (11/1/2023) sore. Kemudian pelaku mulai memukul kepala korban.
Rekaman pengawasan bus menunjukkan tidak ada interaksi antara kedua wanita tersebut sebelum penyerangan. Seorang saksi yang berada di dalam bus mengikuti penyerang dan menghubungi polisi.
Korban dirawat di rumah sakit karena beberapa luka tusukan. Polisi tidak merilis dan mengungkapkan identitas korban ke publik.
Polisi kemudian menangkap Billie R. Davis dari Bloomington. Davis telah didakwa dengan percobaan pembunuhan dan kekerasan.
Dokumen pengadilan menunjukkan, Davis mengatakan, dia memukul dan menikam korban karena rasnya. WRTV-TV yang mengutip catatan pengadilan melaporkan, Davis mengatakan kepada polisi bahwa dia menikam kepala korban beberapa kali dengan pisau lipat. Menurut Davis, dengan menikam korban maka akan mengurangi satu orang yang akan meledakkan Amerika Serikat.
“Pekan ini, Bloomington dengan sedih diingatkan bahwa kebencian anti-Asia itu nyata dan dapat berdampak menyakitkan pada individu dan komunitas kita,” kata Wakil Presiden Urusan Keanekaragaman, Kesetaraan, dan Multikultural Universitas Indiana James Wimbush dalam sebuah pernyataan.
“Tidak seorang pun boleh menghadapi pelecehan atau kekerasan karena latar belakang, etnis, atau warisan mereka. Sebaliknya, komunitas Bloomington dan Universitas Indiana lebih kuat karena keragaman identitas dan perspektif yang luas yang membentuk budaya kampus dan komunitas kami," ujar Wimbush menambahkan.
Wali Kota Bloomington, John Hamilton menyebut perilaku serangan di bus itu tidak dapat diterima. Dia mengatakan, insiden ini akan ditangani dengan serius.
"Kami tahu ketika insiden bermotif rasial seperti ini bergema di seluruh komunitas, itu bisa membuat kami merasa kurang aman. Kami mendukung komunitas Asia dan semua yang merasa terancam oleh acara ini," ujar Hamilton.
Dalam beberapa tahun terakhir, orang Asia-Amerika semakin menjadi sasaran pelecehan dan penyerangan bermotif rasial. Mereka menjadi target setelah dimulainya pandemi virus corona. Serangan juga dipicu oleh pernyataan kontroversial mantan presiden Donald Trump yang menyebut Covid-19 sebagai "virus China".