Senin 16 Jan 2023 13:42 WIB

Restoran di Turki Diminta tidak Menaikkan Harga Sampai Ramadhan

Restoran diminta menggantungkan harga menu di pintu.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pekerja menyiapkan manisan tradisional Turki di sebuah restoran, di Istanbul, Selasa, 13 April 2021. Restoran di Turki Diminta tidak Menaikkan Harga Sampai Ramadhan
Foto: AP/Emrah Gurel
Seorang pekerja menyiapkan manisan tradisional Turki di sebuah restoran, di Istanbul, Selasa, 13 April 2021. Restoran di Turki Diminta tidak Menaikkan Harga Sampai Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kepala organisasi payung restoran telah meminta semua rumah makan untuk membekukan harga hingga Ramadhan.

Tanggapan pertama terhadap seruan Menteri Keuangan Turki Nureddin Nebati kepada dunia usaha untuk memerangi inflasi datang dari supermarket. Banyak rantai grosir nasional dan lokal mengumumkan mereka akan membekukan atau menurunkan harga berbagai produk selama Januari 2023.

Baca Juga

Dalam peluncuran di mana dia berbicara kepada perwakilan dunia bisnis, Nebati mengulangi seruan ini untuk berbagai sektor. Oleh karena itu, Ketua Asosiasi Profesional Semua Restoran dan Pariwisata (TURES) Ramazan Bingol meminta restoran tidak menaikkan harga hingga Ramadhan yang akan dimulai pada 23 Maret tahun ini.

“Akhir-akhir ini banyak harga komoditas dan input yang turun. Fluktuasi dolar telah berhenti. Untuk itu, kami mengimbau semua restoran untuk mematok harga hingga bulan Ramadhan,” kata Bingol, dilansir dari Hurriyet Daily News, Senin (16/1/2023).

"Mari kita semua memikul tanggung jawab bersama dalam perang melawan inflasi,” ujar Bingol.

Mengingat masih ada sekitar 2,5 bulan lagi hingga awal bulan Ramadhan, Bingol menekankan tidak adanya kenaikan harga selama proses ini akan menjadi dukungan penting bagi konsumen. Memperhatikan mereka menerima keluhan tentang bisnis, Bingol berkata, “Konsumen mengeluh mereka menemukan harga yang mengejutkan di restoran yang melayani orang berpenghasilan menengah."

“Kami mengimbau bisnis untuk menggantungkan menu di pintu mereka sehingga pelanggan tidak menghadapi harga yang tinggi dan mengejutkan. Pelanggan yang masuk harus bisa melihat harga sebelum mereka duduk sehingga mereka tidak bingung menerima tagihan makanan mereka,” jelasnya.

Di sisi lain, pemilik restoran yang berbicara dengan harian Hurriyet tentang seruan Bingol untuk penetapan harga, menurut seorang pemilik restoran seruan itu sebagai pendekatan yang jauh dari rasionalitas.

"Jika input tidak konstan, persamaan seperti penetapan harga tidak dapat dipertimbangkan. Kami sudah menetapkan harga sesuai dengan daya beli tamu kami. Jika selisih yang tersisa setelah akun pendapatan dan pengeluaran melebihi daya beli pelanggan, kami telah melepaskan keuntungan kami,” kata Kepala Asosiasi Bisnis Investor dan Gastronomi Restoran (TURYID) Kaya Demirer.

"Namun, dalam kondisi seperti ini, membekukan harga tidak ada bedanya dengan mencoba bunuh diri. Itu akan seperti Don Quixote," kata Demirer.

Demirer juga mengatakan mereka menemukan seruan positif selama bulan Ramadhan, bahkan jika tidak sampai bulan Ramadhan, dengan mengatakan, “Ini mungkin masuk akal karena menu makan malam biasanya tetap selama bulan Ramadhan. Kita bisa melakukan ini.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement