REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg telah meminta negara-negara sekutu untuk mengirim lebih banyak senjata berat berlapis baja ke Ukraina.
"Kita berada dalam fase perang yang penting. Kita sekarang melihat pertempuran sengit. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memberi Ukraina senjata yang dibutuhkan untuk dapat menang dan bertahan sebagai negara merdeka," kata Stoltenberg dalam sebuah wawancara dengan harian Jerman Handelsblatt, Senin (16/1/2023).
Pernyataan itu muncul menjelang pertemuan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin dan mitra-mitra Baratnya akhir pekan ini untuk membahas pengiriman senjata berat tambahan ke Ukraina. Stoltenberg menyambut baik pernyataan yang disampaikan AS, Inggris, dan Prancis untuk mengirim tank tempur dan kendaraan tempur lapis baja ke Ukraina.
"Komitmen senjata berat baru-baru ini penting, dan saya berharap lebih banyak (pengiriman senjata) dalam waktu dekat," kata dia.
Austin akan menjadi tuan rumah pertemuan Kelompok Kontak Ukraina pada Jumat (20/1) di Pangkalan Angkatan Udara Ramstein di barat daya Jerman. Meskipun telah berulang kali diserukan oleh mitra-mitra Baratnya, pemerintah Jerman sejauh ini ragu-ragu untuk mengirimkan tank tempur Leopard 2 ke Ukraina.
Produsen senjata Jerman Rheinmetall mengatakan mereka dapat mengirimkan tank tempur utama Leopard 2 yang diperbarui ke Ukraina, paling cepat pada 2024. Sementara Polandia telah mengumumkan niatnya untuk mengirim satu kompi tank Leopard 2 buatan Jerman ke Ukraina tahun ini.
Namun, pengiriman tank Leopard 2 membutuhkan persetujuan dari pemerintah Jerman. Biasanya, pengalihan persenjataan produksi Jerman ke pihak ketiga harus disetujui oleh Berlin.