REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Kantor berita negara Tass melaporkan pada Senin (16/1/2023) bahwa Rusia telah memproduksi set pertama hulu ledak nuklir torpedo super, Poseidon. Amunisi itu akan dikerahkan di kapal selam nuklir Belgorod.
"Muatan amunisi Poseidon pertama telah diproduksi, dan kapal selam Belgorod akan menerimanya dalam waktu dekat," lapor Tass mengutip sumber Kementerian Pertahanan Rusia, dilansir kantor berita Reuters, Selasa (17/1/2023).
Sumber militer anonim mengatakan kepada Tass bahwa tes terpisah dari unit utama Poseidon, termasuk sumber tenaga nuklirnya, telah berhasil diselesaikan. Namun militer Rusia belum berkomentar tentang penyelesaian Poseidon.
Moskow Times mencatat Poseidon adalah "Torpedo Otonom Bersenjata Nuklir Bertenaga Nuklir Antarbenua" dengan pasokan tenaga nuklirnya sendiri. Pengembangannya pertama kali diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada 2018, yang pada saat itu memperkirakan bahwa amunisi itu akan menjadi tipe baru yang fundamental untuk senjata nuklir.
Pada 2018 Putin mengatakan Poseidon adalah jenis senjata nuklir strategis yang pada dasarnya baru dengan sumber tenaga nuklirnya sendiri. Ia mengatakan jangkauan torpedo tidak akan terbatas. Senjata dengan amunisi nuklir itu dapat beroperasi pada kedalaman ekstrim dengan kecepatan berkali-kali lipat dari kapal selam atau torpedo lainnya.
"Mereka memiliki kebisingan yang sangat rendah, memiliki kemampuan manuver yang tinggi, dan praktis tidak dapat dihancurkan oleh musuh. Tidak ada senjata yang dapat melawan mereka di dunia saat ini,” kata Putin.
Namun demikian, Angkatan Laut Rusia pada saat itu gagal mencoba menguji rudal Poseidon di Samudra Arktik. Pengembangan Poseidon adalah tanggapan Rusia terhadap penarikan AS dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Rusia untuk mengatasi sistem pertahanan rudal AS.