Rabu 18 Jan 2023 08:54 WIB

AS-Taiwan Jadwalkan Negosiasi Perjanjian Perdagangan Ambisius

Negosiasi pertama Inisiatif Perdagangan AS-Taiwan Abad ke-21 ini disepakati di Taipei

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (AS) mengatakan AS dan Taiwan mengakhiri negosiasi perdagangan.
Foto: EPA-EFE/RITCHIE B.TONGO
Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (AS) mengatakan AS dan Taiwan mengakhiri negosiasi perdagangan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (AS) mengatakan AS dan Taiwan mengakhiri negosiasi perdagangan. Dalam perundingan yang digelar selama empat hari kedua belah pihak mencapai konsensus di sejumlah bidang yang berkaitan pada fasilitasi perdagangan, anti-korupsi, perusahaan kecil-menengah dan peraturan perdagangan.

Dalam pernyataannya Selasa (17/1/2023) Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) mengatakan negosiasi pertama Inisiatif Perdagangan AS-Taiwan Abad ke-21 ini disepakati di Taipei.

"Para pejabat juga mencapai konsensus di sejumlah bidang dan berjanji menjaga ambisi negosiasi dalam beberapa bulan ke depan untuk melanjutkan momentum ini," kata USTR.

Pemerintah Taiwan mengatakan perundingan itu tidak membahas pengurangan tarif atau peningkatan pada pasar tradisonal. Negosiasi ini, kata Taiwan, bertujuan untuk mencapai kesepakatan dengan hasil "ekonomi yang bermakna" dan "koersi ekonomi" China.

Tahun lalu Taiwan tidak masuk dalam inisiatif perdagangan AS di Indo-Pasifik yang juga fokus pada masalah-masalah non-tarif.

"(Perundingan di Taipei) menindaklanjuti komitmen kedua belah pihak untuk mengejar inisiatif perdagangan ambisius yang akan memperkuat dan memperdalam hubungan ekonomi dan perdagangan," kata USTR.

USTR tidak menyebutkan tanggal spesifik perundingan berikutnya. Kantor itu mengatakan akan mengungkapkan tanggalnya nanti.

Setiap kesepakatan yang dicapai AS dan Taiwan tidak membutuhkan persetujuan dari Kongres AS. Tapi USTR mengatakan staf Kongres menghadiri perundingan di Taiwan dan mendapatkan pengarahan selama proses negosiasi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement