REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal Bin Farhan Al-Saud menegaskan, Riyadh tidak akan mengambil langkah untuk menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina. Dalam wawancara dengan Bloomberg TV, Al-Saud mengatakan, normalisasi sejati dicapai dengan memberikan martabat kepada warga Palestina.
"Normalisasi sejati dan stabilitas sejati hanya akan datang dengan memberikan harapan kepada warga Palestina, dan dengan memberikan martabat kepada warga Palestina," ujar Al-Saud, dilaporkan Middle East Monitor, Sabtu (21/1/2023).
Al-Saud tak menampik bahwa normalisasi dengan Israel adalah sesuatu yang sangat menguntungkan bagi kawasan. Namun Al-Saus mengatakan, kesepakatan untuk membentuk negara Palestina akan menjadi prasyarat dalam menjalin hubungan diplomatik formal dengan Israel.
Israel menormalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Maroko pada 2020. Kesepakatan tersebut dikenal sebagai Abraham Accords yang dibentuk di bawah pemerintahan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kesepakatan ini bertujuan untuk menormalkan hubungan diplomatik, membangun perjanjian ekonomi, dan mendukung pertukaran sosial.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bekerja keras untuk menjalin hubungan resmi dengan Arab Saudi. Netanyahu membahas langkah-langkah untuk mencapai terobosan normalisasi dengan Arab Saudi saat bertemu Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan pada Kamis (19/1/2023).