REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri baru Selandia Baru Chris Hipkins mengkritik perlakuan menjijikkan yang dialami pendahulunya Jacinda Ardern. Dia bersumpah untuk melindungi keluarganya.
"Cara Jacinda diperlakukan, terutama oleh beberapa segmen masyarakat kita dan mereka adalah minoritas kecil yang benar-benar menjijikkan," kata Hipkins dikutip dari Straits Times
Hipkins mengkritisi pelecehan pribadi yang diderita oleh Ardern selama lebih dari lima tahun di posisi teratas kepemimpinan negara itu. Pernyataan ini langsung disampaikan beberapa jam setelah dengan suara bulat didukung oleh anggota parlemen Partai Buruh sebagai pemimpin partai dan perdana menteri negara berikutnya pada Ahad (22/1/2023).
Ardern memicu debat nasional tentang tekanan yang dihadapi ketika mengundurkan diri pada pekan lalu. Dia mengatakan dalam kondisi yang terus menurun dalam memimpin pemerintahan, terutama melewati pandemi Covid-19, serangan teror paling mematikan, dan letusan gunung berapi.
Politisi dan tokoh publik lainnya pun berbaris untuk mengkritik yang dilakukan Ardern sebagai perdana menteri, terutama di media sosial. "Itu tidak mewakili siapa kita sebagai sebuah negara,” kata menteri pendidikan dan kepolisian berusia 44 tahun itu.
Hipkins menegaskan, laki-laki memiliki tanggung jawab untuk menyerukan perlakuan semacam itu. Perdana menteri baru ini mengerti bahwa menempatkan dirinya sebagai pemimpin berarti adalah milik publik.
"Tapi keluarga saya tidak," kata sosok yang terkenal karena memimpin tindakan keras nasional terhadap Covid-19 selama hampir dua tahun.
Hipkins mengatakan, ingin putranya yang berusia enam tahun dan putrinya yang berusia empat tahun tumbuh dengan kehidupan anak-anak khas Selandia Baru. Dia menyatakan, perpisahannya yang damai dari istrinya adalah urusannya sendiri.
"Saya telah melihat pengawasan dan tekanan yang sangat besar ditempatkan pada Jacinda dan keluarganya, jadi tanggapan saya adalah menjaga keluarga saya sepenuhnya dari sorotan,” katanya.
Hipkins akan dilantik sebagai perdana menteri ke-41 negara itu oleh gubernur jenderal pada Rabu (25/1/2023), setelah Ardern secara resmi mundur. Selandia Baru di bawah kepemimpinannya akan mengalihkan fokusnya dari Covid-19 untuk memperkuat ekonomi.
Biaya hidup, kenaikan inflasi, dan kekurangan tenaga kerja telah disalahkan sebagian atas penurunan jajak pendapat Partai Buruh sejak 2020. Partai ini sekarang dikalahkan oleh oposisi Partai Nasional kanan-moderat.
“Covid-19 dan pandemi global menciptakan krisis kesehatan. Sekarang ini menciptakan ekonomi dan di situlah fokus pemerintah saya," ujar Hipkins.
Pemimpin Selandia Baru berikutnya juga berjanji untuk mengatasi tingkat kejahatan yang meningkat. “Kami tahu kami memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam hal melibatkan kembali kaum muda, untuk mengatasi penyebab mendasar dari pelanggaran kriminal," katanya.
Hipkins mengumumkan negara itu akan memiliki wakil perdana menteri pertama keturunan pulau Pasifik Carmel Sepuloni. Sosok berusia 46 tahun masuk parlemen pada 2008 dan telah menjadi menteri pembangunan sosial sejak 2017.
Sepuloni mengatakan, ayahnya keturunan Samoa dan Tonga telah tiba di Selandia Baru pada 1964 untuk bekerja di perusahaan kereta api. Menurutnya, posisinya menjadi wakil perdana menteri Selandia Baru sangat sulit untuk dipahami oleh ayahnya.
“Saya ingin mengakui pentingnya hal ini bagi komunitas Pasifik kita," ujarnya.
Sekitar delapan persen dari populasi Selandia Baru yang berjumlah 5,1 juta orang mengidentifikasi diri sebagai Pasifika atau warga Selandia Baru keturunan pulau Pasifik.