Selasa 24 Jan 2023 22:03 WIB

India Berkomitmen Bantu Ringankan Utang Sri Lanka

Sri Lanka mencari pinjaman 2,9 miliar dolar AS dari pemberi pinjaman global.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nidia Zuraya
Utang (ilustrasi). India berkomitmen untuk membantu meringankan beban utang negara tetangganya Sri Lanka yang tengah dilanda krisis ekonomi mendalam.
Foto: AP Photo/LM Otero
Utang (ilustrasi). India berkomitmen untuk membantu meringankan beban utang negara tetangganya Sri Lanka yang tengah dilanda krisis ekonomi mendalam.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India berkomitmen untuk membantu meringankan beban utang negara tetangganya Sri Lanka yang tengah dilanda krisis ekonomi mendalam. Komitmen India ini sebagai bagian dari kemungkinan program yang didukung Dana Moneter Internasional (IMF).

Pekan lalu India telah mengatakan kepada IMF bahwa pihaknya sangat mendukung rencana restrukturisasi utang Sri Lanka. Negara pulau itu mencari pinjaman 2,9 miliar dolar AS dari pemberi pinjaman global.

Baca Juga

"Sri Lanka terlibat dengan kreditur bilateral resmi lainnya untuk mendapatkan jaminan serupa," kata seorang juru bicara IMF dalam sebuah pernyataan pada Senin (23/1/2023) waktu setempat.

"Segera setelah jaminan yang memadai diperoleh dan persyaratan yang tersisa dipenuhi, termasuk oleh otoritas Sri Lanka, program untuk Sri Lanka dapat diajukan ke Dewan Eksekutif IMF untuk persetujuan yang akan membuka pembiayaan yang sangat dibutuhkan,"ujarnya melanjutkan.

Sri Lanka membutuhkan dukungan dari China dan India sebagai pemberi pinjaman bilateral terbesarnya. Persetujuan ini untuk mencapai kesepakatan akhir dengan IMF yang penting untuk membantu negara keluar dari krisis keuangan terburuk dalam tujuh dekade.

Dalam surat dukungan kepada IMF, yang ditujukan kepada Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, kementerian keuangan India mengakui situasi utang Sri Lanka yang sangat tidak berkelanjutan. Surat itu mengatakan bahwa India ingin terlibat dengan kreditur untuk memulihkan kesinambungan utang Sri Lanka, dan menegaskan dukungan kuatnya terhadap calon fasilitas pembiayaan lanjutan program Kolombo yang didukung.

Sri Lanka, negara pulau berpenduduk 22 juta orang itu telah bergulat dengan tantangan selama setahun terakhir. Krisis ekonomi dimulai dari kekurangan mata uang asing hingga inflasi yang tak terkendali hingga resesi yang tajam. Krisis Sri Lanka menjadi krisis terburuk sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1948.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement