REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH–Situs web ekonomi Israel, Globes, melaporkan Arab Saudi berencana menjadikan Pulau Tiran dan Sanafir sebagai tujuan wisata, termasuk hotel dan kasino, yang dapat dikunjungi orang Israel.
Situs tersebut mengutip sumber informasi yang menyebutkan langkah itu dan berencana membangun jembatan yang menghubungkan kedua pulau itu dengan Mesir.
Kebijakan tersebut menunjukkan visi besar Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk membuka negara itu kepada dunia, melalui proyek pariwisata besar di sepanjang Laut Merah sampai Eilat.
Situs tersebut menyebutkan bahwa penandatanganan perjanjian batas maritim antara Mesir dan Arab Saudi pada 2016 berada di bawah kondisi Israel, asalkan pengalihan kepemilikan tidak bertentangan dengan perjanjian damai di Mesir.
Perjanjian perdamaian antara Mesir dan Israel menetapkan bahwa pasukan multinasional beroperasi di pulau-pulau itu, dan Israel khawatir bahwa demarkasi perbatasan akan mengarah pada kendali Saudi atas pintu keluar dari Eilat.
Sumber juga mengatakan bahwa pembukaan pulau Tiran dan Sanafir untuk turis Israel menunjukkan keinginan Arab Saudi untuk meningkatkan langkah-langkah untuk lebih dekat dengan Israel.
Namun, visi ini akan diwujudkan secara bertahap dan dengan cara yang tidak memiliki signifikansi politik jangka panjang.
"Ini akan berjalan lambat, dengan lebih banyak langkah tambahan yang akan mendekatkan kedua negara, tetapi terobosan nyata belum ada di sini. Hal-hal perlu sedikit tenang, kita akan melihat ke mana arah pemerintah Netanyahu, tetapi pada akhirnya, adalah kepentingan semua negara yang terlibat untuk mencapai kesepakatan penuh," kata sumber tersebut dilansir dari Middle East Monitor, Selasa (24/1/2023).
Dalam konteks terkait, seorang pejabat proyek wisata Laut Merah di Arab Saudi mengatakan bahwa Kerajaan tidak akan memberlakukan batasan apa pun pada wanita di dalam proyek tersebut. Wanita di sana dapat dengan bebas mengenakan bikini.
Menurut situs Hotelier, Senior Travel Trade Director, Loredana Pettinati mengatakan, selama dia berada di Uni Emirat Arab, proyek tersebut tidak akan membedakan antara pria dan wanita, abaya tidak wajib, dan bukti pernikahan tidak diperlukan untuk memesan hotel. Menjawab pertanyaan dari hadirin, Pettinati mengatakan, "Tidak akan ada larangan bagi perempuan, di seluruh wilayah Arab Saudi."
"Bahkan jika Anda belum menikah, Anda tidak akan memiliki masalah dengan tinggal di hotel. Kami tidak akan bertanya kepada pria atau wanita apakah mereka sudah menikah atau tidak saat memesan hotel. Wanita akan bisa memakai bikini di Laut Merah," katanya menambahkan.