Rabu 25 Jan 2023 18:54 WIB

Pekerja Bandara di Berlin Gelar Aksi Mogok, Ratusan Penerbangan Dibatalkan

Para pekerja menuntut kenaikan gaji di tengah melonjaknya inflasi.

Rep: Rizky Jaramaya, Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
 File - Pemandangan umum dari tanda bertuliskan Check-in dan keberangkatan digambarkan sehari setelah pembukaan resmi Bandara BER Berlin Brandenburg di Schoenefeld, Jerman, 01 November 2020.
Foto: EPA-EFE/CLEMENS BILAN
File - Pemandangan umum dari tanda bertuliskan Check-in dan keberangkatan digambarkan sehari setelah pembukaan resmi Bandara BER Berlin Brandenburg di Schoenefeld, Jerman, 01 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Semua penerbangan di bandara Berlin-Brandenburg (BER) dibatalkan pada Rabu (25/1/2023) karena staf menggelar aksi mogok. Mereka menuntut kenaikan gaji di tengah melonjaknya inflasi.

Sebayak 300 jadwal penerbangan dengan hampir 35 ribu penumpang terdampak aksi tersebut. Aksi mogok dimulai sekitar pukul 03.30 waktu setempat.

Baca Juga

Serikat Ver.di meminta staf bandara di layanan darat, keamanan penerbangan, dan perusahaan bandara untuk berpartisipasi dalam aksi mogok. Pembicaraan soal gaji antara serikat pekerja dan otoritas terkait tidak mencapai kesepakatan. Karena itu, serikat pekerja menggelar aksi mogok untuk memberikan tekanan kepada pihak terkait.

"Kami berharap tekanannya cukup," kata perwakilan serikat pekerja Enrico Ruemker.

Ruemker mengatakan perusahaan bandara telah membuat penawaran tawar-menawar kolektif untuk jangka waktu 24 bulan. Dalam penawaran itu  gaji akan naik 3 persen pada 1 Juni dan 2 persen lagi pada 1 Mei tahun depan.

"Ketika Anda melihat seberapa tinggi tingkat inflasi dan mempertimbangkan bahwa rekan-rekan dari daerah ini tidak mendapatkan kenaikan gaji selama bertahun-tahun, tawaran ini tentu saja merupakan tamparan bagi rekan-rekan," kata Ruemker.

Pemerintah Jerman merilis laporan ekonomi tahunan pada Rabu. Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters, dalam draf laporan tersebut pemerintah  memperkirakan inflasi sebesar 6 persen pada 2023 dan 2,8 persen pada 2024.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement