Kamis 26 Jan 2023 08:43 WIB

Pemerintah Swedia Gagal Lindungi Warga Muslim dan Yahudi dari Kejahatan Rasial

Para Muslim mengalami lebih dari setengah kasus kejahatan rasial berbasis agama

Pemerintah Swedia gagal mencegah kejahatan ujaran kebencian bermotif agama terhadap para Muslim dan Yahudi.

REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Pemerintah Swedia gagal mencegah kejahatan ujaran kebencian bermotif agama terhadap para Muslim dan Yahudi.

Pada 2021, warga Muslim mengalami lebih dari setengah (51 persen) dari semua kasus kejahatan kebencian terhadap kelompok agama di Swedia, menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Dewan Pencegahan Kejahatan Nasional.

Baca Juga

Laporan tersebut juga mengatakan orang Yahudi (27 persen), Kristen (11 persen) dan kelompok lainnya (11 persen).

Wanita Muslim dan Yahudi lebih mengalami kejahatan tersebut dibandingkan pria. Mereka lebih sering menjadi korban kejahatan rasial.

Laporan Kebebasan Beragama 2021 oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa banyak kejahatan rasial di Swedia tidak dilaporkan kepada polisi.

Tindakan anti-Semitisme "dinormalisasi secara tidak nyaman" di Swedia, menurut survei terhadap lebih dari 16.000 orang di 12 negara anggota Uni Eropa (UE) oleh Badan Hak Fundamental blok tersebut.

Sementara 40 persen dari responden Swedia menyatakan bahwa mereka telah mengalami pelecehan sentimen anti-Semitisme dalam lima tahun terakhir, hampir sepertiga responden mengatakan bahwa mereka telah mengalami pelecehan anti-Semitisme dalam 12 bulan terakhir.

Selain itu, 39 persen responden mengatakan mereka khawatir menjadi korban pelecehan atau pelecehan verbal anti-Semit dalam waktu 12 bulan, dan 27% takut diserang secara fisik dalam periode yang sama.

Meningkatnya sentimen anti-Semitisme

Partai sayap kanan Demokrat Swedia yang meraih popularitas ketika partai itu mendapat 17 persen suara pada 2017 dan 20 persen pada 2022, menunjukkan peningkatan sikap anti-Semit di masyarakat secara luas.

Di negara yang menampung 15.000 orang Yahudi, kota Malmo telah menjadi pusat kejahatan rasial anti-Semit, dengan insiden kekerasan yang sering terjadi.

Menurut penelitian Uni Eropa (UE) yang dilakukan pada tahun 2019, kejahatan rasial anti-Semit telah meningkat sebesar 70 persen dalam lima tahun terakhir di Malmo.

Jemaah sinagoga di Malmo dikabarkan telah menurun dari 2.500 orang menjadi 500 dalam 20 tahun terakhir.

Pemerintah Swedia berusaha memperbaiki citranya dengan menjadi tuan rumah "Forum Peringatan Holocaust dan Anti-Semitisme" di kota itu.

Namun pada 2021, dalam sebuah upacara peringatan, perkataan "Holocaust adalah tipuan" diproyeksikan ke Sinagog Malmo.

Gerakan Perlawanan Skandinavia neo-Nazi mengaku bertanggung jawab atas tindakan tersebut.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/pemerintah-swedia-gagal-lindungi-warga-muslim-dan-yahudi-dari-kejahatan-rasial/2797221
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement