REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Al-Azhar Mesir menyerukan boikot produk Belanda dan Swedia di tengah kemarahan atas penistaan terhadap kitab suci Alquran. Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (25/1/2023), Al Azhar meminta masyarakat Arab dan Muslim untuk memboikot semua produk Belanda dan Swedia.
Al Azhar juga mendesak sikap yang kuat dan bersatu dalam mendukung Alquran yang mulia sebagai reaksi yang tepat terhadap pemerintah Swedia dan Belanda yang telah menyinggung 1,5 miliar Muslim.
"Mereka telah berlebihan dalam melindungi kejahatan kejam dan biadab yang dilakukan di bawah panji tidak manusiawi dan tidak bermoral, atau apa yang mereka sebut kebebasan berekspresi," kata Al Azhar.
Lembaga Islam itu meminta semua orang Arab dan Muslim untuk mematuhi boikot dan untuk mendidik anak-anak, remaja, dan perempuan tentang hal itu.
"Orang-orang yang menyimpang ini tidak akan pernah menghargai nilai agama, yang tidak mereka ketahui sama sekali, kecuali mereka menghadapi kebutuhan material, moneter, dan ekonomi yang menantang. Itulah satu-satunya bahasa yang mereka ketahui," kata Al Azhar.
Pada Ahad (21/1/2023), seorang politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, Edwin Wagensveld, merobek halaman-halaman Alquran di Den Haag.
Video Wagensveld di Twitter menunjukkan dia sedang membakar sobekan halaman kitab itu di dalam panci.
Insiden terbaru itu dilakukan hanya berselang satu hari dengan pembakaran salinan Alquran oleh ekstremis Rasmus Paludan di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia.
Dalam menjalankan aksinya, Paludan mendapat perlindungan polisi dan izin dari pemerintah Swedia.
Insiden penistaan terhadap Alquran di dua negara Eropa itu telah memicu badai kecaman dari seluruh dunia Islam.