REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Presiden China Xi Jinping menunjukkan kesediaan untuk memulihkan dan meningkatkan hubungan dengan Australia. Menurut Xi, saat ini hubungan kedua negara sudah berjalan ke arah yang tepat.
“Kedua negara telah meninjau masa lalu dan melihat ke masa depan, melakukan upaya aktif ke arah yang benar untuk meningkatkan dan menumbuhkan hubungan China-Australia,” kata Xi dalam pesannya kepada Gubernur Jenderal David Hurley dalam rangka peringatan Australia Day, dilaporkan kantor berita Xinhua, Kamis (26/1/2023).
Hubungan China dengan Australia mulai membaik ketika Anthony Albanese terpilih sebagai perdana menteri Negeri Kanguru pada Mei 2022 lalu. Albanese menggantikan Scott Morrison sebagai kepala pemerintahan. Saat masih dipimpin Morrison, China memberlakukan sanksi perdagangan pada ekspor Australia, termasuk batu bara, jelai, dan makanan laut.
Hal itu merupakan respons Beijing setelah Australia, di bawah kepemimpinan Morrison, menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul pandemi Covid-19. China telah memandang seruan itu sebagai langkah politis untuk menyudutkannya.
Ketika Partai Buruh Australia memenangkan pemilu dan Anthony Albanese menduduki kursi perdana menteri, hubungan Canberra dengan Beijing mulai melunak. Pejabat dari kedua negara melakukan pertemuan untuk membicarakan kebijakan luar negeri dan pertahanan. Hal itu membuka harapan bahwa hubungan perdagangan bilateral akan segera mencair.
Menteri Perdagangan Australia Don Farrell diperkirakan akan menggelar pertemuan dengan Menteri Perdagangan China Wang Wentao pada paruh pertama tahun ini. Sementara itu Albanese mengaku masih menunggu dan melihat saat ditanya soal apakah dia bakal mengunjungi Beijing tahun ini.
“Ada peningkatan keterlibatan di berbagai tingkatan antara badan kami masing-masing, dan itu hal yang positif,” ujar Albanese.