Kamis 26 Jan 2023 19:14 WIB

Barat Harus Tahan Diri tidak Suplai Senjata Ke Ukraina

Prancis dan Jerman sudah merasakan kekalahan melawan Rusia di musim dingin.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
File-Petugas membersihkan puing-puing setelah roket Rusia menghantam gedung bertingkat di kota Dnipro, Ukraina, pada 15 Januari 2023.
Foto: AP Photo/Evgeniy Maloletka
File-Petugas membersihkan puing-puing setelah roket Rusia menghantam gedung bertingkat di kota Dnipro, Ukraina, pada 15 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah mengatakan, Barat seharusnya menahan diri untuk tidak mensuplai Ukraina dengan peralatan militer. Karena Rusia saat ini sudah meningkatkan level peperangan dengan lebih banyak melakukan serangan udara ketimbang serangan darat. 

Menurut Teuku, perang Rusia-Ukraina saat ini sudah tidak logis lagi. Karena Barat yang mendukung Ukraina telah mempermalukan diri mereka sendiri dengan terus menerus menyuplai senjata. 

Baca Juga

"Barat akan mempermalukan diri sendiri, karena semangat Rusia sangat tinggi untuk meningkatkan perang di musim dingin," ujar Teuku kepada Republika.co.id, Kamis (26/1/2023).

Teuku mengatakan, Barat semestinya sadar diri bahwa mereka babak belur ketika perang melawan Rusia. Menurut Teuku, Prancis dan Jerman sudah merasakan kekalahan melawan Rusia di musim dingin sehingga semestinya mereka menahan diri. Teuku menambakan, tank yang dikirim oleh Jerman dan Amerika Serikat tidak bisa dikondisikan untuk perang musim dingin. Tank tersebut akan dengan mudah dimusnahkan oleh Rusia.

"Barat sudah semakin tidak rasional, sementara Rusia itu sudah combat proven, dan mereka akan mengembalikan marwah Soviet, sementara tank NATO itu tidak bisa dikondisikan untuk musim dingin," ujar Teuku.

Teuku menambahkan bahwa sebagian besar pemimpin Ukraina berkewarganegaraan ganda sehingga tidak ada semangat yang tinggi untuk mempertahankan tanah air. Selain itu, level teknologi persenjataan dunia saat ini sudah semakin bersaing. 

Rusia meluncurkan rentetan rudal pada jam-jam sibuk ke arah Ukraina pada Kamis (26/1/2023). Serangan rudal ini berlangsung sehari setelah Kiev mengamankan pasokan tank dari Barat.

Sebelumnya, Jerman dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk mengirim tank tempur ke Ukraina. Militer Ukraina mengklaim telah menembak jatuh 24 drone yang ditembakkan oleh Rusia pada Rabu (25/1/2023) malam, termasuk 15 rudal sekitar ibu kota. Sejauh ini, tidak ada kerusakan yang dilaporkan.

Namun, setelah serangan itu alarm serangan udara terdengar di seluruh Ukraina ketika orang-orang sedang menuju ke tempat kerja. Pejabat senior mengatakan pertahanan udara Ukraina telah menembak jatuh rudal yang masuk.

Di ibu kota, kerumunan orang berlindung di stasiun metro bawah tanah saat terderngar ledakan keras. Produsen energi swasta terbesar Ukraina, DTEK  melakukan pemadaman listrik darurat di  Kiev, Odesa dan Dnipropetrovsk karena bahaya yang akan segera terjadi.

Administrasi militer Ukraina menyatakan, lebih dari 15 rudal yang ditembakkan ke Kiev telah ditembak jatuh. Namun militer tetap mendesak warga untuk tetap berada di tempat perlindungan.

"Rudal terbang di dalam wilayah Ukraina. Setidaknya dua di barat laut melalui wilayah Mykolaiv," ujar Gubernur wilayah Mykolaiv di Ukraina selatan, Vitaly Kim, dalam aplikasi perpesanan Telegram.  

Seorang juru bicara angkatan udara mengatakan, wilayah Vinnytsia tengah terdampak oleh serangan rudal Rusia.

Analis Barat mengatakan serangan di kota-kota Ukraina lebih merupakan upaya untuk menghancurkan moral daripada kampanye strategis.

Rusia dan Ukraina diperkirakan akan melakukan serangan darat baru pada musim semi. Ukraina telah meminta bantuan ratusan tank modern dengan harapan dapat digunakan untuk mematahkan garis pertahanan Rusia dan merebut kembali wilayah yang diduduki di selatan dan timur. Sejauh ini  Ukraina dan Rusia hanya mengandalkan tank T-72 era Soviet.

"Kuncinya sekarang adalah kecepatan dan volume. Kecepatan dalam melatih pasukan kita, kecepatan dalam memasok tank ke Ukraina. Jumlah dukungan tank," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam pidato pada Rabu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement