REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang pada Kamis (26/1/2023) berhasil meluncurkan roket yang membawa satelit radar pengumpul data intelijen bagi pemerintah untuk meningkatkan penanganan bencana serta memantau perkembangan di pangkalan militer Korea Utara.
Roket H2A No 46 tersebut, yang dioperasikan oleh Mitsubishi Heavy Industries Ltd., lepas landas dari Pusat Luar Angkasa Tanegashima pada 10.50 waktu setempat di prefektur barat daya,Kagoshima, setelah ditunda sehari karena cuaca buruk.
"Satelit itu telah memasuki orbit yang direncanakan," kata Mitsubishi Heavy.
Satelit radar dapat menangkap gambar di daratan pada malam hari, dan terkadang saat kondisi cuaca berat, menurut Pusat Intelijen Satelit Kabinet, yang menugaskan Mitsubishi Heavyuntuk meluncurkan satelit tersebut. "Radar itu juga dapat digunakan untuk mengirimkan data jika terjadi bencana alam," katanya menambahkan.
Peluncuran roket H2A pada Kamis tersebut merupakan pengiriman sukses berturut-turut ke-40 sejak peluncuran roket H2A No.7 pada 2005. Pengembangan satelit radar terbaru tersebut menghabiskan 51,2 miliar yen (sekitar Rp 5,9 triliun) serta 11,4 miliar yen (sekitar 1,3 triliun) untuk diluncurkan, menurut Pusat Intelijen Satelit Kabinet.
Roket H2A berbahan bakar cair itu memiliki panjang 53 meter dan diameter empat meter. Mitsubishi Heavy dijadwalkan melancarkan roket andalan baru H3 milik mereka pada 13 Februari untuk pertama kalinya.
Roket itu yang dikembangkan bersama dengan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang dan merupakan penerus roket H2A.