REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Arab Saudi memperingatkan, ketegangan antara Israel dan Palestina yang kini sedang berlangsung dapat berlanjut ke tahap eskalasi berbahaya. Riyadh menyerukan agar proses perdamaian antara kedua belah pihak dihidupkan kembali.
“Kerajaan (Saudi) mengutuk semua (tindakan) yang menargetkan warga sipil dan menegaskan pentingnya mengakhiri eskalasi, menghidupkan kembali proses perdamaian serta mengakhiri pendudukan,” kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, Sabtu (28/1/2023), dikutip laman Al Arabiya.
Pada Kamis (26/1/2023) lalu, sedikitnya sembilan warga Palestina tewas dalam operasi penggerebekan pasukan Israel di kamp pengungsi wilayah Jenin, Tepi Barat. Pasukan Israel mengklaim bahwa operasi itu menargetkan “sel teror” Jihad Islam yang merencanakan serangan.
Sejumlah negara Arab dan Muslim, termasuk Indonesia, mengutuk operasi pasukan Israel di Jenin. Sehari setelah operasi tersebut, yakni pada Jumat (27/1/2023), seorang pria warga Palestina menembaki sekelompok orang di luar sebuah sinagoge di permukiman Yahudi di Yerusalem Timur. Sedikitnya tujuh orang, termasuk perempuan berusia 70 tahun, tewas dalam serangan tersebut.
Menyusul aksi penembakan tersebut, militer Israel mengerahkan lebih banyak personelnya ke wilayah Tepi Barat yang diduduki. Aksi penembakan kembali terjadi di Yerusalem Timur pada Sabtu (28/1/2023). Seorang remaja Palestina melepaskan tembakan dan menyebabkan dua orang terluka.
Serangkaian peristiwa itu telah memanaskan situasi di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur.