REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Brigade Martir Al-Aqsa, yang merupakan sayap bersenjata dari gerakan Fatah, menyatakan serangan Palestina yang dilakukan di Yerusalem pada Jumat (27/1/2023) malam adalah respons alami terhadap kejahatan Israel terkait serangan terbarunya di Tepi Barat yang diduduki.
Serangan Israel di Tepi Barat terjadi sehari sebelumnya, tepatnya pada Kamis (26/1/2023), yang menewaskan 10 warga Palestina. Sembilan dari 10 warga itu meninggal dunia di kamp pengungsi Jenin. Kemudian dibalas warga Palestina dengan melancarkan penembakan di Yerusalem pada Jumat (27/1/2023) malam.
Serangan balasan dari Palestina itu menewaskan sedikitnya tujuh pemukim Israel. Israel menganggapnya sebagai salah satu serangan terburuk dalam beberapa tahun. Brigade Martir Al-Aqsa mengaku bertanggung jawab atas penembakan tersebut.
Warga Palestina yang melakukan penembakan diketahui bernama Khairy Alqam, pemuda berusia 21 tahun. "Brigade Martir Al-Aqsa berduka atas meninggalnya Khairy Alqam dari lingkungan Al-Tur di Yerusalem yang diduduki," kata kelompok itu, seperti dilansir The New Arab, Sabtu (28/1/2023).
Brigade menyebutkan, Alqam meninggal setelah dia mengguncang keamanan Israel, dan dengan senjatanya membantai lebih dari tujuh orang. "Juga mengungkap kerapuhan sistem keamanan dan militer (Israel) mereka," kata kelompok tersebut.
Setelah serangan itu, Israel langsung meningkatkan kewaspadaan keamanannya ke tingkat tertinggi dan mengerahkan pasukan tambahan ke Yerusalem dan Tepi Barat.
Kepala polisi Israel, Kobi Shabtai, menyebut penembakan itu salah satu serangan terburuk bagi Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Media Palestina menyampaikan, nama Khairy Alqam diambil dari nama kakeknya yang dibunuh pemukim Israel, Chaim Fellerman, lebih dari 20 tahun lalu.
Fellerman membunuh empat warga Palestina lainnya dan melukai beberapa lainnya dalam serangkaian serangan penusukan pada tahun 1998 dan 1999.
Sebelum melesatkan tembakan, Alqam menunggu pemukim Israel meninggalkan sinagoga.
Kepala Polisi Yerusalem, Doron Turgeman, mengatakan Alqam tiba dengan mobilnya ke Neve Yaakov dan menembaki para pemukim di dekat sinagoga, kemudian melaju menuju persimpangan Beit Hanina di dekatnya.
Setelah menerima laporan gangguan, polisi Israel dapat menemukan mobil tersebut sebelum mendapat kecaman dari Alqam. "Pemuda Palestina itu keluar dari mobilnya dan mencoba melarikan diri sebelum ditembak dan dibunuh," tambah Turgeman.