REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mendarat di Mesir pada Ahad (29/1/2023). Mesir menjadi negara pertama yang dikunjungi Blinken dalam kunjungan tiga hari ke Timur Tengah.
Blinken dijadwalkan bertolak ke Yerusalem pada Senin (30/1/2023) waktu setempat dan bertemu dengan pemerintahan baru Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Dalam pertemuan dengan pemerintahan ultra-nasionalis Netanyahu, Blinken akan mengulangi pernyataan AS yang menyerukan agar semua pihak tetap tenang.
Dia juga akan menekankan dukungan Washington untuk solusi dua negara. Blinken juga akan melakukan perjalanan ke Ramallah untuk bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.
Kunjungan Blinken ke Israel dan Palestina berlangsung di tengah ketegangan di kedua wilayah itu sedang meningkat. Seorang pria bersenjata Palestina melakukan serangan di luar sinagoga Yerusalem pada Jumat (28/1/2023) dan menewaskan tujuh orang. Ini merupakan serangan terburuk terhadap orang Israel di wilayah Yerusalem sejak 2008.
Serangan di sinagoga itu terjadi sehari setelah pasukan Israel membunuh tujuh pria bersenjata dan dua warga sipil di Kota Jenin, Tepi Barat. Ini merupakan serangan yang paling mematikan di Jenin selama ketegangan bertahun-tahun.
Selain itu, pemerintahan Netanyahu telah mengusulkan perombakan besar-besaran terhadap sistem peradilan yang akan memperkuat kontrol politik atas penunjukan hakim. Reformasi peradilan ini juga akan melemahkan kemampuan Mahkamah Agung untuk membatalkan undang-undang atau menjatuhkan tindakan pemerintah.
Proposal tersebut telah memicu aksi protes besar-besaran di Israel. Ribuab orang berkumpul di Tel Aviv untuk memprotes rencana reformasi peradilan tersebut. Pengunjuk rasa mengatakan perombakan sistem ini merupakan pelemahan independensi peradilan.
"Ini ukuran semangat demokrasi yang telah diperebutkan dengan sangat jelas di seluruh segmen masyarakat Israel," kata pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS untuk Timur Tengah, Barbara Leaf, yang memberi pengarahan kepada wartawan sebelum perjalanan Blinken.
Leaf menambahkan Blinken akan mendengarkan pendapat dari orang-orang di dalam dan di luar pemerintahan Netanyahu tentang reformasi peradilan. Leaf mengatakan, kunjungan Blinken juga akan membangun upayauntuk memulihkan hubungan antara Israel dan negara-negara Arab melalui Forum Negev, yang mencakup kerja sama ekonomi dan pariwisata, tetapi tidak termasuk Palestina.
Pada Ahad, Blinken bertemu dengan para pemimpin pemuda Mesir di Universitas Amerika di Kairo. Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa dia ingin memperkuat "kemitraan strategis" antara Washington dengan Mesir.
Blinken dijadwalkan bertemu Presiden Abdel Fattah El-Sisi dan Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry pada Senin (30/1/2023). Mereka akan membahas berbagai masalah seperti transisi Sudan yang gagap menuju demokrasi dan pemilu di Libya. Blinken juga akan mengangkat masalah hak asasi manusia.
Pemerintahan Biden telah menahan beberapa bantuan militer ke Mesir karena kegagalannya untuk memenuhi persyaratan hak asasi manusia, dengan tuduhan pelanggaran yang meluas termasuk penyiksaan dan penghilangan paksa. Setiap tahun AS mengirim bantuan militer ke Mesir senilai 1,3 miliar dolar AS. Washington mengatakan pemerintah Sisi telah membuat kemajuan dalam mengurangi penahanan politik.
Sisi mengatakan, Mesir tidak memiliki tahanan politik, dan berpendapat bahwa keamanan adalah masalah terpenting. Dia menambahkan, pemerintah mempromosikan hak asasi manusia dengan berupaya menyediakan kebutuhan dasar seperti pekerjaan dan perumahan.