REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Otoritas Taliban telah memukuli dan menahan seorang dosen jurnalistik senior di Afghanistan, Ismail Mashal. Penganiayaan itu dilakukan karena Mashal secara terbuka menyuarakan kecaman dan protes atas keputusan Taliban yang melarang perempuan Afghanistan berkuliah.
"Mashal dipukuli tanpa ampun dan dibawa pergi dengan cara yang sangat kurang ajar oleh anggota Imarah Islam (Taliban)," kata ajudan Ismail Mashal, Farid Ahmad Fazli, Jumat (3/2/2023), dikutip laman Al Arabiya.
Fazli mengungkapkan, penangkapan terhadap Mashal terjadi pada Kamis (2/2/2023). Padahal dosen yang mengajar di tiga universitas di Kabul itu tak melakukan kejahatan apa pun. “Dia masih dalam tahanan dan kami tidak tahu di mana dia ditahan,” ujar Fazli.
Taliban mengkonfirmasi penahanan terhadap Mashal. “Guru Mashal telah melakukan tindakan provokatif terhadap sistem selama beberapa waktu. Badan keamanan membawanya untuk penyelidikan,” kata Direktur Kementerian Informasi dan Kebudayaan Taliban Abdul Haq Hammad, lewat akun Twitternya.
Sosok Ismail Mashal sempat mengejutkan publik Afghanistan ketika dia merobek-robek sertifikat gelarnya dalam sebuah acara stasiun televisi TOLOnews di negara tersebut. Itu menjadi bentuk protes terbuka Mashal terhadap keputusan Taliban melarang perempuan Afghanistan berkuliah. “Sebagai laki-laki dan sebagai guru, saya tidak dapat melakukan apa pun untuk mereka (perempuan Afghanistan), dan saya merasa sertifikat saya menjadi tidak berguna. Jadi, saya merobeknya,” kata Mashal ketika diwawancara kala itu.