REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Lusinan tawanan perang Rusia dan Ukraina telah kembali ke rumah setelah dilakukan pertukaran tahanan. Pembantu presiden Ukraina Andriy Yermak mengatakan dalam sebuah posting Telegram, bahwa 116 warga Ukraina dibebaskan.
Yermak mengatakan pada Sabtu (4/2/2023), tawanan perang yang dibebaskan termasuk pasukan yang bertahan di Mariupol dalam pengepungan selama berbulan-bulan yang menghancurkan kota pelabuhan selatan menjadi reruntuhan. Sedangkan tahanan lainnya adalah pejuang gerilya dari wilayah Kherson dan penembak jitu yang ditangkap selama pertempuran sengit yang sedang berlangsung di kota timur Bakhmut.
Pejabat pertahanan Rusia mengumumkan, bahwa 63 tentara Rusia telah kembali dari Ukraina setelah pertukaran. Beberapa tahanan termasuk kategori khusus yang dibebaskan setelah mediasi oleh Uni Emirat Arab (UEA). Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia tidak memberikan perincian tentang para tawanan “kategori khusus” ini.
Meski Ukraina dan Rusia melakukan pertukaran tahanan, serangan-serangan terus terjadi. Setidaknya tiga warga sipil meninggal di Ukraina selama 24 jam terakhir ketika pasukan Rusia menyerang sembilan wilayah di selatan, utara, dan timur negara itu. Sebanyak dua orang meninggal dan 14 lainnya terluka di wilayah Donetsk timur Ukraina oleh penembakan Rusia dan serangan rudal.
Pejabat regional Ukraina melaporkan, penembakan semalam oleh Rusia terhadap permukiman perbatasan di wilayah Sumy utara, serta kota Marhanets, yang bertetangga dengan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Kiev telah lama menuduh Moskow menggunakan pabrik itu sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan ke wilayah yang dikuasai Kiev di seberang sungai Dnieper.