REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB) mengadakan satu menit mengheningkan cipta untuk para korban gempa mematikan di Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023). Presiden Majelis Umum PBB Csaba Korosi juga menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada pemerintah dan rakyat kedua negara atas hilangnya nyawa dan kerusakan yang tragis.
Korosi mengundang negara-negara anggota untuk berdiri dan mengheningkan cipta sebelum sesi dimulai di MU PBB yang beranggotakan 193 perwakilan. Sebelumnya Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, sangat sedih mendengar banyaknya korban jiwa di Turki dan Suriah.
"Hati saya tertuju kepada orang-orang Turki dan Suriah di saat-saat tragedi ini," kata Guterres dalam sebuah pernyataan dikutip dari Anadolu Agency.
"Saya mengirimkan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga para korban dan berharap pemulihan cepat bagi yang terluka. PBB berkomitmen penuh untuk mendukung tanggapan. Tim kami berada di lapangan menilai kebutuhan dan memberikan bantuan," ujarnya.
Sekjen PBB meminta masyarakat internasional untuk membantu ribuan keluarga yang terkena bencana. Banyak dari warga kedua negara sudah sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan di daerah-daerah dengan akses transportasi yang cukup sulit.
Sejauh ini 65 negara telah menawarkan bantuan kepada Turki. Dalam laporan terbaru, setidaknya 2.921 orang meninggal dunia di 10 provinsi Turki, dengan hampir 16 ribu orang terluka.
Korban meninggal di wilayah yang dikuasai Pemerintah Suriah, menurut Kementerian Kesehatan, naik menjadi 656 orang, dengan sekitar 1.400 orang terluka. Wilayah barat laut negara yang dikuasai pemberontak melaporkan, sedikitnya 450 orang meninggal, dengan ratusan lainnya terluka.
Sedangkan juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, 224 bangunan di barat laut Suriah hancur dan sedikitnya 325 rusak, termasuk gudang bantuan. PBB telah membantu 2,7 juta orang setiap bulan melalui pengiriman lintas batas, yang sekarang dapat terganggu.