REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Wali Kota Barcelona, Ada Colau telah memutuskan hubungan persahabatan resmi dengan Israel. Dia menuduh Israel melakukan kejahatan apartheid terhadap rakyat Palestina.
Keputusan Colau pada Rabu (8/2/2023) itu memiliki dampak praktis yang kecil, namun mempunyai efek paling nyata. Barcelona telah menjalin hubungan bilateral dengan Tel Aviv selama 25 tahun. Pemutusan hubungan ini membawa simbolisme yang signifikan dan menambah daftar kritik yang menyebut Israel sebagai negara apartheid.
Dalam sepucuk surat kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Colau mengatakan langkah itu diambil sebagai tanggapan atas kampanye puluhan kelompok lokal dan ribuan aktivis. Colau mengutip sejumlah kebijakan Israel, termasuk pendudukan militer selama 55 tahun di Tepi Barat, aneksasi Yerusalem timur dan pembangunan pemukiman di tanah yang diklaim oleh Palestina untuk negara masa depan.
“Sebagai walikota Barcelona, sebuah kota Mediterania dan pembela hak asasi manusia, saya tidak dapat mengabaikan pelanggaran sistematis terhadap hak-hak dasar penduduk Palestina,” tulis Colau dalam suratnya.
“Ini akan menjadi kesalahan besar untuk menerapkan kebijakan standar ganda dan menutup mata terhadap pelanggaran yang selama beberapa dekade telah diverifikasi dan didokumentasikan secara luas oleh organisasi internasional," ujar Colau.
Dalam beberapa tahun terakhir, tiga kelompok hak asasi manusia terkenal yaitu Human Rights Watch, Amnesty International dan B’Tselem Israel, menuduh Israel melakukan apartheid di dalam negeri maupun di wilayah pendudukan. Amnesti International dan kelompok lainnya mengatakan, fragmentasi wilayah di mana orang Palestina tinggal adalah bagian dari keseluruhan kendali rezim yang dirancang untuk mempertahankan hegemoni Yahudi dari Laut Mediterania hingga Sungai Yordan.
Mereka menunjuk pada kebijakan diskriminatif di dalam Israel dan di Yerusalem timur yang dianeksasi, termasuk blokade Israel di Jalur Gaza yang telah dikuasai oleh kelompok militan Hamas sejak 2007. Kendali Israel terus berlanjut di Tepi Barat, dengan pembangunan permukiman Yahudi yang dianggap ilegal oleh komunitas internasional.
Kementerian Luar Negeri Israel menyebut keputusan Barcelona "sangat disayangkan". Kementerian mengklaim, keputusan itu bertentangan dengan keinginan mayoritas penduduk kota.
"Keputusan itu memberikan dukungan kepada ekstremis, organisasi teroris, dan antisemitisme. Persahabatan antara Israel dan Barcelona sudah berlangsung lama, dan didasarkan pada budaya dan nilai bersama. Bahkan keputusan yang tidak menguntungkan ini tidak akan merusak persahabatan tersebut," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel.
Gerakan akar rumput Palestina yang mempromosikan boikot terhadap Israel menyambut baik keputusan Barcelona. Alys Samson, seorang aktivis koalisi “Stop Complicity with Israel” di Barcelona, mengatakan, kelompok itu telah mengumpulkan hampir 5.000 tanda tangan untuk kampanyenya.
“Kami sangat senang. Kami berharap lebih banyak pemerintah dan institusi akan mengikutinya," ujar Samson.
Sementara itu, Wali Kota Madrid, José Luis Martínez-Almeida, segera menawarkan untuk mengambil perjanjian persahabatan sebagai kota kembar dengan Tel Aviv. Martínez-Almeida, dan Colau bersaing untuk mendapatkan posisi dalam masalah internasional dan investasi di tahun pemilihan.
Martínez-Almeida menuduh Colau telah melakukan tindakan antisemitisme. Martínez-Almeida elah menulis surat kepada walikota Tel Aviv untuk berbagi “komitmen Madrid terhadap demokrasi dan kebebasan.”
“Merupakan suatu kehormatan untuk menjadi saudara kembar dengan Tel Aviv,” ujar Martínez-Almeida.
olitisi sayap kanan Spanyol semakin melakukan pendekatan diplomatik dan komersial ke Israel. Dua kota terbesar Spanyol yaitu Madrid dan Barcelona selalu berselisih dalam segala hal mulai dari politik hingga sepak bola. Colau, yang tidak dipercaya oleh gerakan pro-kemerdekaan Catalan, adalah politikus sayap kiri terkemuka. Dia akan menghadapi pemilu yang sulit pada Mei.