Jumat 10 Feb 2023 20:48 WIB

Dubes Ukraina Tegaskan Selalu Buka Kesempatan Dialog dengan Rusia

Moskow masih bertahan di wilayah Kiev dengan terus melakukan aktivitas militer.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Tentara Ukraina menembakkan senjata antipesawat ke posisi dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina timur,  Sabtu (4/2/2023), di tengah invasi Rusia. Prajurit Ukraina telah memasang senjata anti-pesawat S-60 era Soviet di truk untuk mobilitas dan kinerja pertempuran yang lebih baik. Kota garis depan Bakhmut, target utama pasukan Rusia, telah mengalami pertempuran sengit selama berbulan-bulan.
Foto: EPA-EFE/SERGEY SHESTAK
Tentara Ukraina menembakkan senjata antipesawat ke posisi dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina timur, Sabtu (4/2/2023), di tengah invasi Rusia. Prajurit Ukraina telah memasang senjata anti-pesawat S-60 era Soviet di truk untuk mobilitas dan kinerja pertempuran yang lebih baik. Kota garis depan Bakhmut, target utama pasukan Rusia, telah mengalami pertempuran sengit selama berbulan-bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Ukraina di Indonesia Vasyl Hamianin menegaskan pada Jumat (10/2/2023), Ukraina selalu membuka kesempatan untuk berdialog dengan Rusia. Upaya itu merupakan hal penting dalam menciptakan tujuan kedamaian di Ukraina.

Tapi, Hamianin menyatakan, nyatanya Rusia tidak berpikiran sama dengan berbagai tindakan keji yang dilakukan. Moskow masih bertahan di wilayah Kiev dengan terus melakukan aktivitas militer tanpa henti.

Baca Juga

"Kalau masih bertahan di negara kami, membunuh orang, terus mereka mengatakan mau berdialog?" ujar Hamianin usai konferensi pers penutup kunjungan empat delegasi masyarakat sipil Ukraina ke Indonesia  pada 6 Februari hingga 10 Februari.

Hamianin menyatakan, ketika Ukraina membangun perdamaian, Rusia malah membuat propaganda perang. Ukraina mencoba mengembangkan keamanan, Rusia justru merusaknya.

Salah satu perwakilan delegasi Dr Olexiy Haran menyatakan, Rusia hingga saat ini masih terus melakukan serangan setiap hari. Warga Ukraina, bahkan dirinya, terus mendapatkan peringatan serangan melalui ponselnya.

"Ini terus berlangsung, lihat saja ini," ujar  pendiri Fakultas Ilmu Sosial (Analisis Kebijakan) di National University of Kyiv-Mohyla Academy (UKMA) sambil menunjukan notifikasi peringatan itu kepada wartawan yang hadir.

Kedatangan delegasi ini menjadi bentuk usaha untuk menggalang dukungan untuk masyarakat Ukraina. Menurut Haran, melawaan Rusia memiliki arti mendukung kemanusian dan tidak setuju atas kemerdekaan bernegara.

"Saat kami optimis dan akan menang, kami senang dengan dukungan Indonesia, ini sangat penting," ujar Direktur Riset di Democratic Initiatives Foundation ini usai mengunjungi berbagai lembaga dan kampus selama di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement