REPUBLIKA.CO.ID, KIRIKHAN -- Tim penyelamat di Turki berhasil mengeluarkan seorang wanita yang masih dalam keadaan hidup di bawah reruntuhan puing-puing bangunan, Jumat (10/2/2023) waktu setempat. Wanita itu selamat setelah tertimbun selama 104 jam atau lebih dari empat hari akibat gempa besar yang melanda Turki dan Suriah.
"Sekarang saya percaya pada keajaiban," kata pemimpin tim penyelamat Steven Bayer, setelah para kru dengan hati-hati mengangkat Zeynep Kahraman yang berusia 40 tahun dengan tandu melewati balok beton yang hancur ke dalam ambulans di kota Kirikhan, dilansir Asia One, Sabtu (11/2/2023).
"Anda dapat melihat orang-orang menangis dan saling berpelukan. Sungguh melegakan bahwa wanita ini dalam kondisi seperti itu keluar dengan sangat bugar. Ini benar-benar keajaiban," tambah Bayer.
Usai diselamatkan, Kahraman tampak berbaring diam. Dia diikat ke tandu dengan tangan di dada. Matanya terlindung dari cahaya dengan sebuah kacamata hitam. Adik perempuannya, Zuebeyde, memandang dan memeluk seorang pekerja dari tim Pencarian dan Penyelamatan Internasional Jerman (ISAR).
"Wanita itu (Kahraman) berhasil melewatinya. Dia tidak menyerah. Kami semua sangat bersyukur dia terbaring di ambulans ini sekarang. Saya tidak bisa berkata-kata lagi," kata pawang anjing penyelamat, Tamara Reither.
Keluarga Kahraman mengatakan, mereka telah menunggu selama dua hari sampai tim penyelamat tiba di lokasi pencarian. Petugas dari Jerman melakukan kontak dengan Kahraman saat dia masih berada jauh di dalam puing-puing dan menjaganya tetap terhidrasi melalui selang. Pada satu titik, mereka membantu Zuebeyde menuruni tangga di dekat posisi kakaknya untuk berbicara dengannya.
Berdasarkan data pada Jumat (10/2/2023) pagi, gempa besar yang melanda Turki selatan dan Suriah barat laut telah menewaskan 21 ribu jiwa. Ini gempa paling mematikan di wilayah itu dalam beberapa dekade.
Di sisi lain, ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal dan kekurangan makanan dalam kondisi musim dingin yang suram. Mereka sangat membutuhkan upaya bantuan masyarakat internasional untuk meringankan penderitaan mereka.