Selasa 14 Feb 2023 09:16 WIB

Cina Klaim AS Terbangkan Balon Udara di Wilayahnya tanpa Izin Sejak Tahun Lalu

Cina mengklaim lebih dari 10 balon udara milik AS yang pernah terbang di langit Cina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
File -- Dalam foto yang disediakan oleh Travis Huffstetler Photography ini, sebuah balon besar melayang di atas Samudra Atlantik, tepat di lepas pantai Carolina, Sabtu, 4 Februari 2023. Cina mengungkapkan pada Senin (13/2/2023), bahwa balon udara milik Amerika Serikat (AS) telah terbang di atas wilayah udaranya tanpa izin lebih dari 10 kali sejak awal 2022. Klaim ini pun langsung dibantah oleh Washington.
Foto: Travis Huffstetler Photography
File -- Dalam foto yang disediakan oleh Travis Huffstetler Photography ini, sebuah balon besar melayang di atas Samudra Atlantik, tepat di lepas pantai Carolina, Sabtu, 4 Februari 2023. Cina mengungkapkan pada Senin (13/2/2023), bahwa balon udara milik Amerika Serikat (AS) telah terbang di atas wilayah udaranya tanpa izin lebih dari 10 kali sejak awal 2022. Klaim ini pun langsung dibantah oleh Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengungkapkan pada Senin (13/2/2023), balon udara milik Amerika Serikat (AS) telah terbang di atas wilayah udaranya tanpa izin, lebih dari 10 kali sejak awal 2022. Klaim ini pun langsung dibantah Washington.

"Sejak tahun lalu, balon AS telah muncul lebih dari 10 penerbangan ilegal ke wilayah udara China, tanpa persetujuan dari departemen Cina yang relevan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin pada pengarahan reguler di Beijing dalam menanggapi sebuah pertanyaan.

Baca Juga

Wang tidak secara khusus menggambarkan balon tersebut sebagai alat militer atau untuk tujuan spionase. Dia tidak memberikan perincian lebih lanjut tentang balon tersebut.

Gedung Putih segera membantah tuduhan China. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson menyatakan, tuduhan itu merupakan upaya pengendalian kerusakan oleh Beijing. "Setiap klaim bahwa Pemerintah AS mengoperasikan balon pengawasan di RRC (Republik Rakyat China) adalah salah," katanya dalam sebuah pernyataan.

“Chinalah yang memiliki program balon pengawasan di ketinggian untuk pengumpulan data intelijen, yang terhubung dengan Tentara Pembebasan Rakyat, yang telah digunakan untuk melanggar kedaulatan Amerika Serikat dan lebih dari 40 negara di lima benua," ujarnya.

Menurut Watson, Beijing telah gagal memberikan penjelasan yang kredibel atas gangguan tersebut. Sebelumnya, juru bicara Keamanan Nasional John Kirby telah menyangkal tuduhan Beijing. "Sama sekali tidak benar. Kami tidak menerbangkan balon di atas China," ujarnya.

Tuduhan China memperluas perselisihan dengan AS yang dimulai setelah militer AS menembak jatuh balon Cina pada 4 Februari. Sejak itu, militer AS telah menembak jatuh tiga benda terbang lainnya di atas Amerika Utara, terakhir pada akhir pekan, ketika sebuah benda segi delapan jatuh di atas Danau Huron.

China mengatakan, balon yang terbang di AS adalah pesawat penelitian sipil yang secara keliru meledak dan menuduh AS bereaksi berlebihan. Wang mengatakan, tidak memiliki informasi tentang tiga objek terbaru yang ditembak jatuh oleh AS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement