Kejahatan perang
Masih pada bulan yang sama, para pakar PBB juga telah menyerukan digelarnya penyelidikan independen terhadap dugaan kejahatan perang dan kejahatan melawan kemanusiaan oleh berbagai pihak, salah satunya kelompok Wagner, di Mali.
Seperti diketahui, pemerintah Mali yang berkuasa sejak melakukan kudeta militer pada 2021, telah menyebutkan bahwa kelompok bersenjata Rusia di negara Afrika barat tersebut bukanlah tentara bayaran tetapi pelatih yang membantu serdadu setempat dengan peralatan yang dibeli dari Rusia.
Mali terlibat dalam pertempuran melawan kelompok militan yang dikaitkan dengan Al Qaeda dan ISIS. Militan tersebut telah melakukan perlawanan bersenjata sekitar satu dekade dan pertikaian tersebut juga telah menyebar ke sejumlah negara-negara tetangga Mali.
Pernyataan dari pakar independen menyebutkan nama Kelompok Wagner, serta menggambarkan laporan kredibel mengenai keterlibatan personel militer yang diyakini termasuk bagian dari kelompok tersebut dalam pembantaian ratusan orang di Mali pada Maret 2022.
Saksi penyintas mengemukakan bahwa mereka melihat tentara bayaran berkulit putih, yang diduga adalah orang Rusia, ikut ambil dalam pembantaian di Moura, kota di Mali pusat.
Insiden tersebut diketahui mengakibatkan kemarahan di dunia internasional sehingga mendorong PBB untuk membuka investigasi awal. Pihak tentara Mali telah menyangkal melakukan pelanggaran di Moura dan menyatakan bahwa kejadian itu adalah operasi militer yang menewaskan 203 militan.
Presiden Vladimir Putin pada tahun lalu menyatakan bahwa negaranya tidak ada kaitannya dengan kontraktor militer Rusia yang beroperasi di Mali, dan menambahkan bahwa negara di Afrika berhak untuk bekerja sama dengan perusahaan swasta Rusia.
Dengan jejak yang kontroversial di berbagai lokasi di planet ini, tampaknya keterlibatan pihak militer swasta seperti Kelompok Wagner tidak akan membantu dalam penyelesaian konflik antara Ukraina dan Rusia ke depannya.