Rabu 15 Feb 2023 12:21 WIB

Mengenal Wagner, Kelompok Militer Swasta yang Terlibat dalam Perang Ukraina-Rusia

Wagner menjadi terkenal selama Perang Donbas di Ukraine pada 2014-2015.

Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin ditampilkan sebelum pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping di Kremlin di Moskow, Rusia, 4 Juli 2017. Yevgeny Prigozhin disebut merupakan pendiri Grup Wagner, organisasi paramiliter Rusia yang kerap disebut sebagai perusahaan militer swasta.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pada pertengahan Februari 2023, konflik Rusia dan Ukraina tampaknya jauh dari kata usai. Kali ini, kota Bakhmut di wilayah Ukraina timur terus dibombardir pihak Rusia. 

Menurut Kantor Berita Reuters, serangan ke Bakhmut merupakan babak pembuka dari serangan baru yang akan dijalankan secara besar-besaran oleh pihak Rusia. Rusia mengincar Bakhmut sejak Agustus 2022 karena penaklukan terhadap kota itu akan menjadi pijakan baru bagi Rusia untuk menyerang kawasan Donetsk ke depannya. Wilayah Donetsk dan Luhanks (atau kerap disebut sebagai Donbas) merupakan daerah jantung industri Ukraina.

Baca Juga

Dari kekuatan tempur Rusia yang sedang melakukan serangan besar di wilayah tersebut, tidak afdol rasanya bila tidak menyebut Kelompok atau Grup Wagner, organisasi paramiliter Rusia yang kerap disebut sebagai perusahaan militer swasta.

Pendiri Kelompok Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengatakan pada 12 Februari 2023 melalui pesan suara dalam aplikasi perpesanan Telegram bahwa "hari ini, pemukiman Krisna Hora telah dikuasai oleh serangan pasukan perusahaan militer swasta Wagner".

Krasna Hora merupakan sebuah desa yang berada di sebelah utara kota Bakhmut. Reuters menyatakan tidak bisa memverifikasi klaim tersebut.

Wartawan BBC yang melaporkan langsung dari medan pertempuran di Bakhmut menyatakan bahwa pasukan Rusia mulai merangsek maju, begitu pula dengan gelombang demi gelombang tentara bayaran dari kelompok Wagner telah dikirim untuk Pertempuran Bakhmut.

Dalam video wawancara dengan bloger militer Rusia, Semyon Pegov, yang dipublikasikan pada Jumat 10 Februari 2023, Prigozhin berpendapat bahwa Rusia perlu menguasai sepenuhnya Donetsk dan Luhanks sebagai sasaran penting dalam perang tersebut.

Menurut Prigozhin dalam wawancara yang dikutip Reuters tersebut, diperlukan setidaknya satu hingga dua tahun untuk mewujudkan tujuan tersebut, bahkan kemungkinan tiga tahun bila ingin mencapai sungai Dnipro yang membelah Ukraina.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement