Kamis 16 Feb 2023 05:35 WIB

UNHCR: 664 Imigran Rohingya Masuk Aceh Sepanjang 2022

Pengungsi Rohingya tersebar di Lhokseumawe, Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Besar

Pengungsi etnis Rohingya berbaris sebelum mendapatkan sarapan pagi di tempat pengungsian sementara yang disediakan oleh Pemerintah Daerah di Ladong, Aceh Besar, Senin (9/1/2023).
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Pengungsi etnis Rohingya berbaris sebelum mendapatkan sarapan pagi di tempat pengungsian sementara yang disediakan oleh Pemerintah Daerah di Ladong, Aceh Besar, Senin (9/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Lembaga urusan pengungsi PBB (UNHCR) mencatat dalam periode 2022 sebanyak 665 imigran Rohingya masuk ke Provinsi Aceh.

Kepala Perwakilan UNHCR Indonesia Ann Maymann di Lhokseumawe, Rabu (15/2/2023), mengatakan, ratusan pengungsi tersebut mendarat di tiga lokasi berbeda di Aceh yakni Kota Lhokseumawe, Kabupaten Pidie, dan Kabupaten Aceh Besar.

Dari 664 imigran Rohing, kata Maymann, sebanyak 167 orang di antaranya melarikan dari dari lokasi penampungan sementara di Kota Lhokseumawe.

Maymann mengatakan, UNHCR memuji Pemerintah Indonesia, pemerintah daerah, dan masyarakat di Provinsi Aceh atas kemurahan hati dan dukungan mereka kepada para imigran Rohingya.

Dengan berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 125 tentang penanganan pengungsi, UNHCR bekerja bersama dan berkoordinasi dengan para pihak berwenang untuk memastikan para imigran tersebut memperoleh perlindungan dan kebutuhan dasar mereka.

"Bekerja sama dalam semangat berbagi tanggung jawab tersebut penting bagi semua pihak membantu para imigran tersebut. Kami siap mendukung pemerintah memberikan perlindungan kepada para imigran Rohingya, selama mereka tinggal di Indonesia ," katanya.

Selain memenuhi kebutuhan dasar dan darurat, UNHCR melakukan registrasi seluruh imigran Rohingya dan memverifikasi status mereka, karena banyak di antara mereka yang sebelumnya telah terdaftar sebagai pengungsi.

"Dari mereka juga banyak yang masuk kategori rentan. Kami memberikan pendampingan psikologis, pemberdayaan, khususnya bagi penyintas kekerasan seksual berbasis gender dan perlindungan khusus bagi anak-anak, termasuk membentuk skema pengasuhan bagi anak-anak mereka," katanya.

Di tingkat regional, kata Maymann, UNHCR mencatat peningkatan enam kali lipat jumlah imigran Rohingya yang melakukan perjalanan laut secara tidak sah di kawasan Asia-Pasifik sepanjang 2022.

"Ini menandakan keputusasaan para imigran Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan telah meningkat. Mereka terus menghadapi penganiayaan di Myanmar, sehingga terpaksa mencari perlindungan di negara tetangga," katanya.

Di Bangladesh, kataMaymann, kehidupan mereka di kamp sangat memprihatinkan dengan kesempatan yang terbatas untuk membangun masa depan.

Menurut Maymann, imigran Rohingya yang mendarat di Indonesia, sering kali berusaha melanjutkan perjalanan ke Malaysia karena adanya keinginan yang besar untuk berkumpul kembali dengan anggota keluarga, setelah terpisah bertahun-tahun.

"Seperti halnya orang lain, para imigran Rohingya ingin mencari tempat di mana mereka dapat memiliki masa depan yang baik bersama orang yang mereka cintai," ujarnya..

Maymann mengatakan, pihaknya terus mendesak negara-negara untuk memastikan penyelamatan dan pendaratan yang aman diberikan bagi kapal yang mengangkut imigran Rohingya itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement