REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuwait berharap perang antara Rusia dan Ukraina berakhir dengan baik melalui diplomasi dan cara-cara damai.
"Sikap resmi Kuwait jelas, yaitu menginginkan penyelesaian konflik dengan damai, dan menghendaki (pihak berkonflik) duduk bersama untuk negosiasi damaikarena Kuwait senantiasa mengharapkan semuanya berakhir dengan damai," kata Kuasa Usaha Kedutaan Besar Negara Kuwait untuk Indonesia Abdullah Yateem Al-Fadhli pada Rabu (15/2/2023)
Dalam konferensi pers di Kedutaan Besar Kuwait, Jakarta, Abdullah menyerukan negara-negara lain tidak ikut campur dengan cara yang bisa memperkeruh konflik tersebut.
Abdullah menyatakan konflik Rusia-Ukraina itu tidak hanya berdampak kepada Eropa, namun juga terhadap negara-negara lain di seantero dunia, termasuk Kuwait dan Indonesia.
Abdullah menegaskan sikap politik Kuwait dalam konflik itu sama dengan Indonesia, yaitu menghendaki cara-cara yang bisa menciptakan ketenteraman dan perdamaian dunia.
Kesamaan pendirian Kuwait dan Indonesia dalam konflik itu menunjukkan betapa erat hubungan antara kedua negara yang terjalin sejak 28 Februari 1968, kata dia.
Abdullah mengungkapkan bahwa Indonesia dan Kuwait kerap memiliki kesamaan sikap padaberbagai forum internasional.
Pada Oktober 2022, Indonesia dan Kuwait termasuk dalam 143 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengutuk pencaplokan ilegal empat wilayah Ukraina oleh Rusia dan menyokong lolosnya resolusi Majelis Umum PBB mengenai hal itu.