Sabtu 18 Feb 2023 23:13 WIB

Oknum PMI di Singapura Dideportasi Akibat Radikalisme, BNPT: Mereka Rawan Terpapar

BNPT mengajak kerja sama pihak menekan radikalisme dari berbagai lni

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar. BNPT mengajak kerja sama pihak menekan radikalisme dari berbagai lni
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar. BNPT mengajak kerja sama pihak menekan radikalisme dari berbagai lni

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol.Boy Rafli Amar mengatakanpekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di negara maju rawan terpapar paham radikal.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, Boymengatakan kerawanan itu karena banyak narasi radikal tersebar melalui media sosial dan di negara maju memiliki kemudahan akses internet. Sehingga, para PMI dinilai mudah mengakses konten-konten bermuatan radikal itu.

Baca Juga

"Pekerja migran cukup rawan terpapar radikalisme. Ini mengingat konten-konten narasi radikal banyak terdapat di media sosial, sementara pekerja migran yang berada di negara majulebih mudah mengakses internet," kata Boy.

Dia menyebutkan oknum PMI dideportasi dari Singapura karena terpapar radikalisme. Yang bersangkutan ingin berjihad dan terus menyebarkan konten bermuatan radikalisme di sosmed. Deportasi pada seorang WNI terjadi pada Januari 2023.  

Boy menjelaskan WNI itu dideportasi karena terus menyebarkan konten bermuatan radikalisme di sosial media.

"Ini menegaskan bahwa siapa pun, termasuk pekerja migran, bisa terpapar radikalisme," tambahnya.

Mantan kepala Polda Papua itu menambahkansetiap warga negara wajib memiliki pemahaman tentang ciri-ciri dan karakter kelompok radikal, intoleran, dan terorisme agar terhindar dari radikalisme.

Selain itu, lanjutnya, penting bagi setiap WNI untuk mengetahui vaksin kebangsaan, yang terdiri atastransformasi wawasan kebangsaan, revitalisasi nilai-nilai Pancasila, moderasi beragam, pelestarian akar budaya bangsa, serta transformasi pembangunan.

"Kami mengajak seluruh elemen bangsa yang ada di negeri serumpun itu untuk tetap waspada virus terorisme," ujar Boy Rafli.

Dia mengatakan BNPT menghadapi keterbatasan di tengah aksi radikalisme yang berkembang di masyarakat.

Oleh karena itu, BNPT terus merangkul berbagai pihak, baik dalam wadah tim sinergisme kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian maupun masyarakat luas, dengan menerapkan konsep kerja sama multipihakguna mencegah ideologi radikal.   

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement