Ahad 19 Feb 2023 14:40 WIB

6.431 Warga Selandia Baru Masih Hilang Akibat Terpaan Topan Gabrielle

Topan Gabrielle disebut sebagai bencana alam terbesar Selandia Baru abad ini.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Reiny Dwinanda
Dalam fot yang dirilis oleh  New Zealand Defense Force pada Rabu, 15 Februari 2023, rumah-rumah di Lembah Esk, dekat Napier, Selandia Baru, terendam banjir setelah Topan Gabrielle menghantam bagian utara Selandia Baru.
Foto: New Zealand Defense Force via AP
Dalam fot yang dirilis oleh New Zealand Defense Force pada Rabu, 15 Februari 2023, rumah-rumah di Lembah Esk, dekat Napier, Selandia Baru, terendam banjir setelah Topan Gabrielle menghantam bagian utara Selandia Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Korban tewas akibat Topan Gabrielle di Selandia Baru bertambah menjadi 11 pada Ahad (19/2/2023). Ribuan orang diyakini masih hilang sepekan setelah badai itu menerpa North Island.

Korban diperkirakan terus bertambah dan tim penyelamat masih terus melakukan upaya pencarian. Perdana Menteri Chris Hipkins mengatakan, sebanyak 6.431 orang masih hilang dan 3.216 dilaporkan selamat.

Baca Juga

"Kehidupan telah dijungkirbalikkan oleh bencana tersebut dan pemulihan menjadi tantangan," ujar Hipkins.

Topan Gabrielle menghantam wilayah North Island pada 12 Februari dan menyusuri pantai timur. Topan ini menyebabkan kerusakan yang meluas. 

Hipkins menyebut Topan Gabrielle sebagai bencana alam terbesar Selandia Baru abad ini. Pada Ahad, polisi mengatakan dua ditemukan tewas di Hawke's Bay yang terkena dampak parah akibat badai.

Hipkins merujuk pada gangguan telekomunikasi, kekurangan air bersih, dan jalan yang rusak sehingga membatasi akses ke beberapa daerah. Rantai pasokan terganggu dan menyebabkan masalah pemindahan barang, banyak tanaman telah hancur, dan 28 ribu rumah masih tanpa listrik.

"Tingkat sebenarnya dari kehancuran dan kerugian menjadi lebih jelas setiap hari," kata Hipkins

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement